Kementan Apresiasi Polisi Masyarakat Pertanian di Ciamis

Rabu, 30 Desember 2020 – 22:44 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, CIAMIS - Kementerian Pertanian mengapresiasi
Polsek Cisaga, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, membentuk Polisi Masyarakat (Polmas) yang bergerak di sektor pertanian.

Kapolsek Cisaga AKP Husen Sujana menjelaskan, Polmas Pertanian tak hanya sekadar memastikan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) belaka.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Targetkan Cetak Petani Milenial Hingga 2,5 Juta

Namun, lanjut dia, juga membantu menghubungkan petani dengan pasar agar produk pertaniannya terserap di pasaran.

"Kami berinisiatif membentuk Polmas Pertanian. Tidak ada gangguan Kamtibmas di Ciamis khususnya di Kecamatan Cisaga setelah kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi," kata AKP Husen Sujana saat berbincang dengan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cisaga, Rabu (30/12).

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Jaga Harga Diri Cegah Korupsi

Dua hal yang kini menjadi fokus perhatian Polmas Pertanian adalah membantu petani mengakses modal dan membuka pasar produk yang mereka hasilkan.

"Salah satunya pemasaran yang sulit. Selain pasar kami juga melihat ada kesulitan dalam hal mengakses modal. Saat ini kami belajar bersama petani dan penyuluh hingga pemasarannya," kata Kapolsek.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Perkuat BPP Kostratani

Menanggapi hal itu, Dedi Nursyamsi mengapresiasi terbentuknya Polmas Pertanian di Kabupaten Ciamis, khususnya di Kecamatan Cisaga.

"Polisi perhatiannya terhadap pertanian luar biasa. Kami ucapkan terima kasih," kata Dedi.

Menurutnya, Kecamatan Cisaga menjadi contoh nyata betapa kebutuhan pangan berkolerasi erat dengan ketertiban masyarakat.

"Di Cisaga terbukti tidak ada gejolak di pangan. Alhamdulillah tak ada gangguan kamtibmas," ungkapnya.

Dedi mengatakan manakala pangan tak terpenuhi, maka suatu bangsa akan punah.

"Sudah dibuktikan di Cisaga ini, di mana pangan aman maka kamtibmas aman," terang Dedi. 

Ia sependapat dengan pernyataan Kapolsek mengenai pentingnya pemasaran produk pertanian.

Untuk itu, Dedi mengajak petani dan penyuluh mengubah pola pikir bahwa pertanian adalah sebuah bisnis yang menghasilkan keuntungan berlimpah. 

"Saat ini kita perlu transformasi dari sekadar pertanian, sekadar kewajiban bahkan 'keterpaksaan' menjadi pertanian yang berorientasi bisnis," katanya.

Dia bilang mindset petani harus diubah. "Petani kita belum berorientasi bisnis. Mindset harus diubah, harus tahu dulu pasar," tutur dia. 

Dedi mencontohkan bagaimana seorang petani milenial di Cianjur yang merupakan anak didiknya mampu memanfaatkan pasar dan mengubah pertanian menjadi bisnis yang menjanjikan.

"Di Cianjur saya ada anak milenial dia mengola ratusan hektare pertanian. Namanya Kang Sandi usianya 28 tahun. Dia berdagang melalui aplikasi. Order terus masuk meski dia lagi tidur," tutur Dedi. 

Dia berharap Konstratani mampu membimbing petani memasarkan produknya hingga tak hanya sekadar menjual produk pertanian, tetapi lebih kepada bisnis.

"Kostratani harus seperti itu. Bukan hanya mengajarkan cara menanam, tetapi juga bagaimana caranya menjual, termasuk kepastian pasar," tutur Dedi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyatakan Kostratani lebih cepat menggerakkan pembangunan pertanian perdesaan menuju  maju, mandiri dan modern.

"Peran itu nantinya digerakkan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai pusat pelaksanaan Kostratani dengan mengefektifkan penyuluhan dan meningkatkan keahlian para penyuluh pertanian," ujarnya.

Menurutnya, Kostratani didesain agar bisa mengidentifikasi potensi komoditas unggulan lokal yang bisa mendongkrak pendapatan dan kesejahteraan petani.

Ia optimistis dengan peningkatan SDM dan teknologi, pertanian Indonesia akan bertansformasi menjadi unggul. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler