jpnn.com, LUWU UTARA - Melihat potensi lahan yang dimiliki Kabupaten Luwu Utara, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mendorong wilayah tersebut untuk menggarap pembibitan ternak sapi potong.
"Saya melihat memang belum sempurna, tapi dengan kesungguhan dan komitmen yang dimiliki oleh kepala daerah di Luwu Utara ini untuk mengoptimalkan potensi wilyahnya, maka semua akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan," kata I Ketut Diarmita Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan saat hadir pada acara peletakan batu pertama pembangunan UPTD Sapi Potong Bukit Simbolong di Desa Sumilin, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sabtu (17/2).
BACA JUGA: Lingga Mampu Jadi Lumbung Padi dan Jagung di Perbatasan
Saat ini, pemerintah memang sedang berupaya untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di dalam negeri agar terjadi lompatan populasi yang signifikan, diantaranya melalui Upsus Siwab, penguatan UPT perbibitan, penambahan sapi indukan impor dan pengendalian pemotongan sapi betina produktif.
"Untuk pengadaan sapi indukan akan disebarkan kepada Kepala Daerah yang siap, hal itu harus ditunjukkan dengan kesiapan lahan untuk penyediaan pakan," kata I Ketut Diarmita.
BACA JUGA: Kabupaten Lingga Panen dan Tanam Serentak di 1800 ha
Menurut I Ketut Diarmita, komitmen daerah dalam menyiapkan dukungan potensi lokal, baik kesiapan lahan maupun pakan yang dibutuhkan sangat penting.
"Hasil peninjauan kesiapan daerah ini akan menjadi dasar dalam penentuan layak atau tidaknya daerah tersebut menerima bantuan pemerintah, sehingga program akselerasi peningakatn populasi sapi dapat terlaksana dengan baik," ucap I Ketut.
BACA JUGA: Anggaran Mobil Dinas Dipotong Untuk Beli Teknologi Pertanian
I Ketut menyebutkan, sesuai rencana Luwu Utara akan mendapat alokasi sekitar 400 ekor sapi jenis Brahman Cross yang nantinya akan ditempatkan di UPTD Sapi Potong Luwu Utara.
Dia juga berharap nantinya sapi yang akan diterima dapat berkembang secara cepat, sehingga UPTD ini dapat menjadi contoh bagi UPTD sapi potong lain. Diharapkan pada bulan Mei 2018 pembangunan UPTD sudah selesai dan dapat digunakan.
Melihat kondisi di sekitar UPTD yang jalannya berbukit-bukit, I Ketut meminta agar dibuatkan embung-embung untuk penyediaan air. Selain itu juga disarankan agar penerapan prinsip prinsip animal welfare yang wajib diperhatikan. Tempat turun dan naiknya sapi, pada area yang flat/datar, kandang isolasi jika ada ternak yang sakit serta obat-obatan yang cukup.
Pengawasan dan recording terhadap kondisi sapi dari kehilangan pun tidak luput dari perhatian I Ketut. Menurutnya perlu ada pengawasan 24 jam.
"Saya melihat Kabupaten Luwu Utara memiliki potensi pengembangan sapi dan potensi lahan pengembalaan, serta sumberdaya manusia dibidang peternakan yang cukup bagus. Namun perlu adanya penataan lahan dan menambah rumput yang berkualitas untuk Hijauan Pakan Ternak," kata I Ketut.
I Ketut juga menyarankan kepada Bupati Luwu Utara agar mengarahkan masyarakat sekitar untuk menanam rumput pakan hijauan seperti: Odot, Rumput Gajah, King Grass, Indigofera untuk menyongsong kedatangan sapi-sapi indukan brahman cross yang nantinya rumput tersebut dapat dijual ke UPTD.
Sehingga masyarakat juga ikut dilibatkan dalam pengembangan sapi dan menambah penghasilan harian masyarakat setempat, sehingga pada gilirannya kesejahteraan petani/peternak meningkat.
Menurutnya, karakteristik sapi brahman cross berbeda dengan sapi Bali. "Sapi brahman cross enggan birahi kalau pakannya tidak cukup dan tidak cocok", tambah I Ketut.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan, daerahnya sudah siap untuk menerima kedatangan sapi brahman cross.
Indah menuturkan, hal ini sebagai bukti nyata pemerintah daerah Luwu Utara dalam mendukung kegiatan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).
Wanita berhijab ini juga menyebutkan, keseriusan Luwu Utara dalam menggarap pembibitan ternak sapi potong ini dibuktikan dengan telah dialokasikannya dana APBD sekitar lebih dari 4 Milyar untuk pembangunan Ranch Peternakan seluas 250 Ha.
Pembangunan tersebut meliputi: Pembangunan kantor UPTD Perbibitan, pembangunan pagar Ternak, Pembangunan Gudang Pakan, Pembangunan Kandang Ternak, pembangunan pos Jaga, pengadaan kendaraan operasional UPTD, dan pengkrikilan jalan ke lokasi Ranch Sepanjang 2 km.
"Berbagai upaya telah dilakukan termasuk berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan terkait Revisi Kawasan Hutan Lindung untuk Alih Penggunaan Lahan yang direncanakan untuk peternakan," ungkapnya.
Terkait penyediaan pakan yang nantinya dibutuhkan, Indah mengatakan bahwa saat ini lokasi ranch peternakan telah dilakukan penanaman hijauan pakan (HPT) seluas 10 Ha dan tahun 2018 ditambah 40 Ha. "Di sekitar ranch telah kami tanam rumput gajah, dan indigofera" ungkapnya.
Indah menyampaikan sudah mempersiapkan kamera pengaman (CCTV) dengan dibantu pengamanan oleh Linmas dan Babinsa sebanyak 17 orang, sehingga kekuatiran untuk kehilangan menjadi sangat kecil.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan: Kalau Mau jadi Konglomerat Masuk Pertanian
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh