jpnn.com, BOGOR - Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Tri Agustin Satriani menjadi key note speaker dalam acara 3th Symposium for Sustainable Development yang diselenggarakan Departemen Landskap Institut Pertanian Bogor (IPB) di IICC Bogor, 14 November.
"Kami sangat senang dan mendukung jika ada masyarakat yang ingin mengembangkan pertanian di perkotaan," kata Tri Agustin.
BACA JUGA: Kementan Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
Tri menjelaskan, pertanian perkotaan atau urban farming merupakan kegiatan sangat positif.
Kegiatan itu juga membawa banyak manfaat bagi ibu-ibu dalam mendekatkan pangan terhadap keluarga sekaligus memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).
BACA JUGA: Awal 2018, Indonesia akan Jadi Negara Swasembada Pangan
"Pemerintah sangat mendukung kegiatan seperti ini sehingga dapat mewujudkan generasi yang sehat dan produktif," tegasnya.
Dalam mengoptimalkan lahan pekarangan, BKP telah melakukan program aksi pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) sejak 2009.
BACA JUGA: Petani Keluhkan Pupuk Kurang, Mentan Ancam Cabut Izin
Dalam program itu, pemerintah memberikan bantuan dan pembinaan kepada kelompok masyarakat.
Khususnya kelompok wanita tani dan dasa wisma untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga.
Bantuan diberikan dalam bentuk kebun bibit dan demplot sehingga diharapkan keberadaan KRPL bisa berkelanjutan.
"Kami juga memberi bantuan kepada sekolah dasar (SD) untuk membangun kebun bibit dan pekarangan agar anak dapat belajar untuk mencintai pertanian dan meningkatkan pengetahuan akan konsumsi pangan lokal," ujar Tri.
Symposium yang dihadiri Afra DN Makalew ini merupakan acara ketiga yang diselenggarakan oleh Departemen Landskap IPB.
Acara itu juga dihadiri pembicara dari Jepang, Jerman, dan Belanda.
Kegiatan itu diharapkan dapat dirumuskan model pemanfaatan pekarangan yang optimal dan berkelanjutan sehingga dapat diadopsi di Indonesia.
Sedangkan optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan diversifikasi konsumsi pangan.
Ke depannya akan dikembangkan kepada kelompok masyarakat yang lebih besar seperti pondok pesantren maupun lembaga keagamaan lainnya.
Urban farming diharapkan dapat dikembangkan oleh generasi muda.
Dengan begitu, menjadi gaya hidup sebagaimana adanya tren urbanisasi atau perpindahan masyarakat dari desa ke perkotaan. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Tambah Bantuan Benih untuk Petani Lampung Timur
Redaktur : Tim Redaksi