Kementan Mempercepat Upsus di Kalsel untuk Antisipasi Darurat Pangan

Jumat, 31 Mei 2024 – 10:44 WIB
Peninjauan lokasi normalisasi dan pintu air. Foto: source for JPNN

jpnn.com - TANAH LAUT - Kementerian Pertanian melakukan beragam cara untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, di antaranya, melalui program Upaya Khusus (Upsus) Antisipasi Darurat Pangan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa Upsus Antisipasi Darurat Pangan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu optimasi lahan, pompanisasi, dan tumpang sisip lahan perkebunan.

BACA JUGA: Pj Gubernur Sumsel Bersama Mentan Amran Tinjau Upsus Optimalisasi Lahan Rawa di Banyuasin

"Program ini selain untuk meningkatkan produktivitas nasional, juga mewujudkan swasembada agar Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," ujarnya.

Mentan Amran terus mendorong seluruh pihak untuk melakukan akselerasi dalam meningkatkan produksi dan produktivitas.

BACA JUGA: Kementan Apresiasi Peran Paravetindo Dalam Mendukung Keberhasilan Upsus Siwab

"Semua harus mengakselerasi, bukan Menteri Pertanian saja," tuturnya.

Mendukung hal tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi memberikan motivasi kepada insan pertanian untuk meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman.

BACA JUGA: Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan

“Harus bisa meningkatkan indeks tanam. Bagaimana caranya? Caranya dengan optimasi lahan dengan adanya pekerjaan konstruksi pembuatan tabat serta pintu air dan juga pompanisasi,” kata Dedi.

Mendukung pernyataan Mentan dan Kabadan PPSDMP, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya melakukan langkah-langkah strategis dengan melakukan Rapat Roordinasi (Rakor) perkembangan optimasi lahan di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kamis (30/5).

Rakor tersebut dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut, Faried Widyatmoko, tim dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) dan Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban).

Dalam sambutannya, selaku tuan rumah Faried Widyatmoko menyampaikan bahwa saat ini sudah sebagian besar masyarakat petani di Tanah Laut mulai menggunakan padi umur pendek. Sehingga lainnya mulai terpengaruh untuk ikut menggunakan.

"Diharapkan pertanaman pada musim Okmar sudah mencapai 18.000 hektare," ujarnya.

Sementara itu, Kapusluhtan Bustanul Arifin Caya menyampaikan pesan terkait dengan percepatan program optimasi lahan.

"Berdasarkan peringatan BMKG tentang ancaman kekeringan, maka diharapkan kegiatan optimasi lahan dipercepat selagi masih ada sumber air," katanya.

"Selain itu, kebutuhan masyarakat akan beras tidak pernah berkurang, maka itu bagaimana harus bisa mencukupinya," imbuhnya.

Tim dari Unlam selaku pelaksana Sistem Informasi Desa (SID) menyampaikan bahwa progres SID di Kabupaten Tanah Laut sudah mencapai 74%, dan untuk progress SI sudah 90%. Sisanya akan diselesaikan dalam waktu 2 minggu.

Tim dari Poliban selaku pelaksana konstruksi menyampaikan bahwa pekerjaan konstruksi sudah mencapai 31,15%.

Menanggapi hal ini, Bustanul mengatakan bahwa mengingat kondisi darurat pangan, pelaksana SID (Unlam) dan konstruksi (Poliban) di Kabupaten Tanah Laut harus mempercepat pelaksanaan kegiatan.

"Sehingga penambahan realisasi luas tanam dari pelaksanaan oplah dan pompanisasi dapat tercapai sesuai target," kata Bustanul.

Bustanul beserta tim juga meninjau lokasi normalisasi dan pintu air di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler