Kementan Menggemakan Program Pertanian Modern di Kapuas

Jumat, 13 September 2024 – 13:10 WIB
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin Caya melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kapuas. Foto: source for JPNN

jpnn.com - KAPUAS - Kementerian Pertanian menginisiasi program pertanian modern yang berfokus pada integrasi manajemen agrobisnis dan korporasi.

Salah satu tujuan program tersebut ialah memperkuat sektor pertanian Indonesia dengan meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia (SDM) pertanian terutama di kalangan generasi muda,

BACA JUGA: Petani Milenial Ini Layak Jadi Contoh, Terapkan Pupuk Organik untuk Pertanian Modern

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan pertanian modern merupakan program inisiatif Kementan untuk memperluas lahan produktif padi dengan mengintegrasikan sub sektor terkait dalam rangka mewujudkan swasembada dan lumbung pangan dunia pada 2029.

"Program ini melibatkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, para penyuluh pertanian, dan tentunya petani milenial," kata Mentan Amran.

BACA JUGA: Produktivitas Pertanian Berlimpah dengan Benih Berkualitas

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa untuk mencapai target swasembada pangan, maka insan pertanian harus selalu berkoordinasi dan bersinergi dengan baik.

"Kementan telah meluncurkan program-program andalannya guna mencapai target tersebut, salah satunya adalah Program IMMACo," ujar Santi.

BACA JUGA: Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementan Pacu Cetak Sawah di Kalteng

Program IMMACo mengoordinasikan petani dan penyuluh pertanian sebagai aktor utama dalam peningkatan produksi padi nasional sehingga luas panen bertambah serta meningkatkan produksi padi.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin Caya melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kunker tersebut sekaligus menghadiri pembentukan koperasi menuju pertanian modern berbasis produksi dan layanan jasa alsintan (UPJA) di Aula Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas Provinsi Kalteng, Kamis (12/9).

Ikut serta dalam pertemuan tersebut, di antaranya Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Pendidikan BPPSDMP, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM, Camat Kapuas Murung, Camat Dadahup, Kordinator BPP Kapuas Murung dan Dadahup, para penyuluh pertanian dan mantri tani.

Bustanul menyampaikan pertemuan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan pembentukan koperasi dalam rangka membangun pertanian modern berbasis produksi melalui pelayanan jasa alsintan yang lebih propesional. Selain juga untuk peningkatan SDM guna pengelolaan lahan pertanian yang potensinya di Kabupaten Kapuas.

Dengan keterbatasan tenaga kerja, pemanfaatan mekanisasi pertanian yang modern sangat diperlukan selain SDM yang profesional sehingga potensi lahan dapat termanfaatkan dengan baik dan optimal. Sehingga alsintan dapat terkelola dengan baik dan profesional dijadikan bisnis yang menguntungkan.

"Sekaligus dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang ada," ujar Bustanul.

Dia menambahkan bahwa kawasan pertanian modern dicirikan dengan tiga hal, yaitu:

  • Adanya mekanisasi pertanian
  • Penguatan kelembagaan petani menjadi kelembagaan ekonomi petani dalam bentuk UPJA
  • Gapoktan dengan identitas bisnis dan inovasi teknologi

"Koperasi terbentuk harus berdasarkan kebutuhan kelompok dan tujuan bersama. Karena koperasi memperkuat kelembagaan petani yang ada sehingga para petani bergabung dan dapat meningkatkan nilai tawar yang lebih. Sehingga memudahkan untuk mendapatkan saprodi dan akses-akses informasi pertanian selain juga memudahkan koordinasi,” tuturnya.

Selain itu terbentuknya organisasi UPJA agar corporate area alsintan dapat dioptimalkan dan pengaturan pola kerja serta pemeliharaan alsintan lebih terencana. Kondisi alsintan harus selalu diperhatikan dengan baik, sehingga pemanfaatannya dioptimalkan dan dapat memperkuat ekonomi dan pendapatan petani lebih meningkat.

"Pendampingan oleh pusat, provinsi dan kabupaten secara bersama-sama sangat diperlukan, sehingga koperasi yang terbentuk dapat tumbuh berkembang dan berkelanjutan. Penumbuhan koperasi dapat berkembang dan berkelanjutan," ujar Bustanul.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Kalteng, Sunarti menyambut baik kegiatan ini.

Dia mengungkapkan bahwa saat ini di Kalteng dari 136.000 Ha luas baku sawah (LBS), 46.000 Ha berada di Kapuas. "Alsintan yang ada dan lengkap belum terkelola dengan secara maksimal dan Kalteng belum ada UPT alsinnya," ujarnya.

Sunarti mengapresiasi besarnya perhatian pemerintah pusat dan daerah terhadap ketersediaan alsintan.

"Saat ini pengelolaan alsintan melalui UPJA sangatlah diperlukan. Baik itu manajemen alsintan maupun perbengkelannya, agar tidak banyak alsintan yang tidak bisa dipergunakan. Termasuk bagaimana alsintan yang ada dimodifikasi sesuai dengan kriteria lahan," ujarnya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler