Kementan Mengoptimalkan Nilai Tambah Produk Peternakan dengan Diversifikasi Olahan

Selasa, 24 September 2024 – 19:52 WIB
Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan Volume 31. Foto: tangkapan layar - source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan nilai tambah produk peternakan dengan melakukan diversifikasi olahan.

Hal itu bertujuan untuk mengoptimalkan potensi produk peternakan, seperti daging, susu, dan telur, agar dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai lebih tinggi.

BACA JUGA: Kementan Integrasikan Sistem Pertanian dan Peternakan Demi Produktivitas Padi dan Jagung

Diversifikasi itu tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga membantu peternak dalam meningkatkan pendapatan dan daya saing produk di pasar.

Selain itu, Kementan juga tengah menyiapkan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi musim kemarau panjang yang diproyeksikan akan berdampak signifikan terhadap sektor pertanian nasional.

BACA JUGA: Mendongkrak Produktivitas Pertanian, Kementan Memonitori PAT di Tanah Laut

"Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia. Saat ini Kementan tengah mengampanyekan keanekaragaman atau diversifikasi sumber pangan sebagai asupan masyarakat Indonesia," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Menurut dia, diversifikasi asupan sumber makanan harus dilakukan agar dapat menyerap gizi yang lebih variatif.

BACA JUGA: Mentan Amran Sulaiman Dorong Pengelolaan Komoditas Hortikultura Skala Rumah Tangga

"Salah satu tujuannya diversifikasi pangan. Ini yang sangat penting karena kalau mau sehat harus diversifikasi sumber makanan bangsa Indonesia. Jadi, ini nanti kami kembangkan," kata Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa diversifikasi olahan produk peternakan bertujuan untuk memberikan variasi produk yang lebih bernilai ekonomi, memperpanjang umur simpan produk, serta meningkatkan daya saing di pasar domestik maupun internasional.

Kolaborasi dengan industri pengolahan dan pasar kerjasama antara peternak dengan industri pengolahan harus terus ditingkatkan.

Dukungan dari sektor industri pengolahan akan membantu mempercepat proses diversifikasi produk.

"Selain itu, akses pasar yang lebih luas baik dalam negeri maupun luar negeri," ujar Santi.

Dia berharap ada peningkatan nilai tambah produk peternakan secara signifikan.

Sektor peternakan tidak hanya menjadi penopang ketahanan pangan, tetapi juga menjadi sektor ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan Volume 31, Selasa (24/9) bertemakan "Meningkatkan Nilai Tambah Produk Peternakan melalui Diversifikasi Olahan", menghadirkan narasumber Ketua Kelompok Pengolahan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Boethdy Angkasa.

Dalam kesempatan tersebut, Boethdy mengatakan produk peternakan merupakan produk “high risk” dan memiliki daya simpan pendek sehingga perlu dilakukan usaha pasca panen dan pengolahan sesuai dengan good practices.

"Preferensi konsumen terhadap cita rasa, citra produk, gizi dan kepraktisan konsumsi sehingga mendorong upaya melakukan diversifikasi pangan untuk memenuhi demand masyarakat," ujarnya.

Boethdy menyatakan produk olahan hasil peternakan banyak diproduksi oleh UMKM mempunyai peranan penting sebagai penggerak ekonomi masyarakat serta menyerap banyak tenaga kerja.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi, terutama konsumsi protein hewani, terdapat peningkatan kesadaran untuk memperbanyak konsumsi produk hewani.

"Hal ini didukung pula oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang makin menghargai pola makan sehat dan bernutrisi, mendorong permintaan akan produk olahan peternakan yang lebih berkualitas dan bervariasi," katanya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler