Kementan Optimalkan Irigasi Pertanian

Rabu, 25 Juli 2018 – 20:04 WIB
Mentan Amran Sulaiman. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan optimalisasi irigasi pertanian sebagai ikhtiar agar Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.

"Berdasarkan analisis dan tinjauan lapangan, faktor ketersediaan air irigasi merupakan faktor kunci sukses pencapaian target produksi," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Selasa (24/7).

BACA JUGA: Sektor Pertanian Jadi Perhatian KPK dan Istana

Sementara itu, Dirjen PSP Kementan Pending Dadih mengatakan, air merupakan kebutuhan mutlak untuk meningkatkan produksi padi dan mencapai swasembada beras.

Salah satu jenis irigasi yang saat dikembangkan oleh Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan.

BACA JUGA: Wasis dan Perjuangan Menciptakan Telur Omega Tiga

Prinsip dari irigasi perpompaan dan perpipaan adalah mengambil air dari sumber, membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman, dan mengatur dan mengukur aliran air.

Sementara itu, tujuan program itu adalah memanfaatkan potensi sumber air  permukaan  sebagai   suplesi   air   irigasi   bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak, meningkatkan intensitas pertanaman dan/atau  luas areal tanam, meningkatkan produktivitas  pertanian,  pendapatan  dan   kesejahteraan   petani, dan memanfaatkanpotensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun nondaerah irigasi.

BACA JUGA: Investasi Kemitraan IPS & Peternak Sapi Perah Capai Rp750 M

Kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Air yang ada di bawah permukaan lahan pertanian juga bukan sebuah masalah karena ada pompa.

Dengan demikian, lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi.

Jenis-jenis sumber air permukaan yang biasanya digunakan antara lain sungai, danau, situ atau embung, saluran pembuang dan kolam air  lainnya.   

Kegiatan  irigasi perpompaan dan perpipaan  diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala/kekurangan air irigasi, terutama pada musim kemarau. 

Outputnya adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan  sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani.

Hal ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi.

Sejak 2016 hingga 2017, jumlah kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan fokus untuk mendukung  komoditas tanaman pangan sesuai  program Upsus Pajale yang telah dilaksanakan sebanyak 2.038 unit.

Hal itu untuk mendukung komoditas tanaman pangan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan areal lahan yang dilayani sekitar40.760  Ha.

Mulai  2018,  kegiatan itu mendukung semua komoditas pertanian dengan  alokasi kegiatan  sebesar 1.071 unit. 

Irigasi perpompaan dan  perpipaan ini, per  unitnya  minimal dapat  melayani areal sawah seluas 20 hektare.

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, pemerintah memberikan bantuan dana melalui tranfer langsung ke rekening kelompok yang memenuhi syarat, baik teknis maupun administrasi.

Pelaksanaan fisik dilakukan oleh kelompok tani penerima manfaat tersebut secara padat karya yang dibimbing oleh petugas pertanian yang ada di daerah.

Irigasi perpompaan dan perpipaan masih terbuka lebar untuk dimanfaatkan sebagai solusi ketersediaan air irigasi terutama di lahan tadah hujan.

Pada lahan tersebut, yang saat ini umumnya ditanami sekali dalam setahun bisa meningkat menjadi dua atau tiga kali.

Dengan peningkatan indeks pertanaman tersebut, maka peningkatan produksi padi pertahun bisa meningkat 50 persen.

Pending mengatakan, khusus untuk kegiatan air irigasi, pada 2018 akan difokuskan pada optimalisasi  pemanfaatan sumber air untuk meningkatkan intensitas pertanaman (IP).

Untuk itu,  dia meminta bila ada daerah yang memiliki potensi sumber air agar mengajukan kegiatan irigasi.

"Bila lokasi sumber air cukup jauh dari lahan, bisa mengajukan  kegiatan pipanisasi. Bahkan kalau perlu pompa air akan disiapkan," ujar Pending.

Pending meyakini dapat mengantisipasi potensi kekeringan yang biasa terjadi di beberapa wilayah di Indonesia saat ini khususnya pada Juli-September 2018.

"Sudah banyak petani di Indonesia yang merasakan manfaat dari kegiatan pengembangan irigasi perpompaan dan perpipaan ini. Komentar dan respon positif dari petani juga banyak bermunculan," kata Pending.

Salah satunya adalah Gapoktan Mulya yang berlokasi di Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Subang, Jawa Barat, yang mendapatkan kegiatan irigasi perpompaan pada 2017.

Yon Bawono selaku ketua gapoktan menyampaikan bahwa irigasi perpompaan ini sangat bermanfaat dan terbukti dapat mengatasi kebutuhan air irigasi untuk petani.

Posisi sawahnya yang berada di ujung daerah irigasi sering tidak kebagian air, terutama pada musim kemarau.

Sedangkan terdapat sumber air dari sungai yang bisa dimanfaatkan untuk irigasi. Bantuan satu unit  kegiatan pompanisasi dari Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana tersebut digunakan untuk pembelian pompa air dan mesin penggerak, bangunan rumah pompa dan pipanisasi untuk distribusi air.

Kegiatan tersebut pada saat ini bermanfaat untuk meningkatkan ketersediaan irigasi dan meningkatkan luas areal tanam padi. Pada saat kemarau petani bisa menanam padi lagi. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 2020, Kementan Optimistis Target Persusuan Nasional Tercapai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler