jpnn.com, JAKARTA - Tenaga Ahli Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Mat Syukur, meyakini Indonesia mampu menjadi negara eksportir jagung.
Hal ini disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Menjadikan Indonesia Negara Eksportir Jagung" di Jakarta, Kamis (6/7).
BACA JUGA: Satgas Pangan Prioritaskan Penindakan Mafia Beras
"Sebagai eksportir jagung harus bisa. Pak Amran Sulaiman juga sebagai Menteri Pertanian optimistis," kata Mat Syukur.
Syukur membandingkan tantangan ekspor Indonesia dengan penemuan pesawat terbang.
BACA JUGA: Tidak Mau Petani Rugi, Mentan Fokus Selesaikan Disparitas Harga Pangan
Pada zaman dahulu, tidak ada orang yang pernah berpikir besi bisa terbang.
Namun, dengan rekayasa teknologi industri, kini perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam satu jam.
BACA JUGA: Areal Pertanian Terkena Dampak KIK, Ini Solusi Menteri Amran
Dalam tiga tahun ke depan, lanjutnya, pemerintah mencanangkan Indonesia swasembada pangan, khususnya untuk komoditi beras, melalui program yang terstruktur, masif, dan tertata.
Untuk merealisasikannya, Kementan sudah melakukan dua cara dalam rangka meningkatkan luas lahan dan melipatgandakan hasil produksi melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi.
"Areal tanam dari mana? Sudah banyak yang dilakukan, bukan sekadar (mengurus) existing. Ada terobosan baru, kerja sama dengan Perhutani," kata Syukur.
Untuk mengetahui perkembangan tanaman jagung di berbagai daerah, Kementan selalu melakukan kontrol setiap harinya.
Kemudian, Kementan pun berupaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui penetapan harga pokok penjualan (HPP) jagung sebesar Rp3.150.
Hasil kerja keras tersebut pun mulai membuahkan hasil. Salah satu indikasinya, tercermin dari belum adanya pemenuhan kebutuhan jagung nasional melalui produk luar negeri.
"Sampai sekarang, alhamdulillah, belum ada impor. Dibanding tahun sebelumnya, turun 66 persen," ungkap Syukur.
Apabila terjadi surplus stok jagung, maka Kementan bakal mendorong Bulog untuk menyerap hasil produksi. Sehingga petani pun tidak dirugikan.
Bahkan, di beberapa tempat pada bulan Juni lalu, diketahui ada panen sebesar 2,3 juta ton yang dihasilkan dari 450 ribu hektarr. "Itu cukup juga untuk pakan ternak," jelasnya.
Hasil panen yang berlimpah tersebut, menjadi daya tarik bagi Malaysia untuk membeli jagung Indonesia sebanyak 3 juta ton, setelah sebelumnya menyuplai kebutuhannya dari Amerika Latin.
"Begitu juga Filipina. Ini pasar cukup besar," tandas Syukur. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amran Apresiasi Kinerja Satgas Pangan Stabilkan Stok Pangan dan Harga
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga