Kementan Pastikan Kenaikan Harga Cabai hanya Sementara

Sabtu, 30 Januari 2021 – 16:47 WIB
Syahrul Yasin Limpo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa kenaikan harga bawang merah dan cabai hanya sementara.

Harga cabai dan bawang merah di tanah air kerap bergejolak.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Bertahan Rp 130 Ribu per Kg, Pedagang: Mahal tetapi Asli, Enggak Dicat Merah

Meski demikian, gejolak harga kedua komoditas hortikultura tersebut bukan karena kekurangan pasokan tetapi lebih dikarenakan karakteristik cabai dan bawang merah.


Cabai misalnya, merupakan komoditas yang mudah rusak (perishable). Produksi cabai ataupun bawang merah sangat bertumpu pada musim.

BACA JUGA: Ditjen Holtikultura Gelar Operasi Pasar Komoditas Bawang Merah dan Putih

Daya tahan cabai segar hanya berkisar antara satu sampai tiga hari.

Makin rendah kesegarannya, maka akan kian jatuh harganya.

BACA JUGA: Dampingi Luhut Panjaitan, Syahrul Yasin Limpo Yakin Januari Selesai

Di sisi lain, harga bawang merah relatif stabil dari cabai karena karakteristiknya yang lebih tahan lama dan mengalami penyusutan yang lebih sedikit. 

Berbeda dengan komoditas beras, gula atau kedelai, yang memiliki kebijakan pro-produsen, komoditas hortikultura memiliki kebijakan pro-konsumen.

Ketika harga tinggi, petani terkesan 'terancam' oleh operasi pasar, tetapi ketika harga jatuh mereka merasa dibiarkan.

Hal ini agaknya perlu disadari berbagai pihak.

Kementan di bawah kepemimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo berusaha merancang program dan kegiatan yang berpihak penuh kepada petani.

Di mulai dari sisi hulu, pendampingan selama masa budi daya bahkan hingga sisi pascapanen.

Terkait penjagaan ketersediaan, Kementan dilengkapi dengan Early Warning System (EWS) yang dapat memberikan acuan untuk pola tanam agar tidak terjadi over produksi.

Data EWS tersinkronisasi ke seluruh provinsi di Indonesia yang datanya langsung dari tingkat kecamatan.

“Jika dilihat dari prognosa ketersediaan produksi dalam Early Warning System (EWS), untuk komoditas cabai dan bawang tidak menunjukkan neraca yang negatif.
Masih surplus hingga empat bulan ke depan," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto dalam konferensi pers di gedung PIA Kementan, Jumat (29/1).

Menurutnya, secara kumulatif nasional, surplus produksi bawang merah bulan Januari-April sebanyak 57 ribu ton rogol.

"Surplus cabai besar bulan Januari - April sebanyak 107.702 ton, dan cabai rawit sebanyak 111.058 ton,” papar Prihasto.

Dia menerangkan, di sisi hilirnya, Kementan menyediakan distribusi transportasi agar cabai atau bawang merah dapat dibawa dari daerah yang harganya rendah ke tinggi.

Dengan demikian, produsen maupun konsumen sama-sama bisa dibantu.

Berdasar data yang diambil dari Sistem Informasi Pemasaran Hortikultura, harga beberapa komoditas strategis seperti cabai merah keriting relatif masih terkendali.

Harga ini memang sempat tinggi pada pertengahan Desember 2020 hingga pertengahan Januari 2021, tetapi kembali turun pada akhir Januari 2021.

Prihasto menegaskan kondisi ini bersifat sementara dan masyarakat diharapkan dapat tenang. 

“Angka kebutuhan cabai rawit pada Februari 70.005 ton sementara prognosa diperkirakan 89.717 ton. Ini artinya terjadi surplus yang kemungkinan besar harga akan kembali normal,” jelas Prihasto.

Meskipun agak tinggi, beberapa pengamat ekonomi menyarankan pemerintah tidak ikut intervensi akan kenaikan harga sejumlah komoditas terkecuali bawang putih.

Hal ini untuk memperbaiki nilai tukar petani (NTP) yang terus merosot selama pandemi Covid-19. 

Untuk mengatasi gejolak harga cabai terkait karakteristiknya yang mudah rusak, Kementan melalui Ditjen Hortikultura mengembangkan fasilitas rantai pendingin meliputi bangsal pasca panen, revitalisasi sub terminal agribisnis, bantuan cold storage dan truk berpendingin

Selain itu, Ditjen Hortikultura juga turut memfasilitasi rumah produksi, alat-alat pengering (dome drying), alat pengolahan pasta bawang atau pasta cabai.

Tak sampai di situ, Ditjen Hortikultura turut menyediakan aplikasi penjualan daring (online) produk segar dan olahan secara gratis untuk pelaku agribisnis lewat platform hortitraderoom.com yang dapat diakses bebas bayar.

Selain itu pemerintah juga mengajak pihak swasta dan BUMN  untuk dapat menyerap produk dari petani. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler