jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin produksi jagung dalam negeri mampu menstabilkan kebutuhan bahan pakan ternak. Angka produksi jagung nasional bahkan surplus
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menuturkan pihaknya berkomitmen mempriroritaskan sentra peternak rakyat supaya mencukupi daerah sekitarnya.
BACA JUGA: Kementan-Kemenhub Siapkan Tol Laut, Ini Tujuannya
"Maka dikenalah yang namanya daerah utama dan daerah pengembangan. Sehingga kami akan fokus pada daerah tersebut,” kata dia dalam siaran persnya, Selasa (5/4).
Suwandi menambahkan terkait dengan pemanfaatannya, produksi jagung tidak hanya digunakan untuk pakan ternak. Pihaknya telah menggunakan jagung untuk kebutuhan industri.
BACA JUGA: DPR Dukung Kementan Soal Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung
"Terutama produk dengan kandungan rendah aflatoksin, gluten, sweetener, dan sejenisnya," tegasnya.
Direktur Serelia Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab menambahkan upaya peningkatan produksi jagung dilakukan dengan perluasan areal tanam, PIP, tumpangsari, pengembangan kawasan dan korporasi petani.
BACA JUGA: Petani Jagung Sumenep Menentang Sikap APDESI Soal Jokowi 3 Periode
Petani yang sudah mendapat bantuan diarahkan mengakses KUR pola korporasi dengan avalis untuk menumbuhkan dan memantapkan lorporasi petani melalui kemitraan strategis, pengolahan produk dan pengembangan pasar.
"Kemudian dari hilirisasinya, olahan pangan lokal, sehingga kebutuhan jagung secara nasional bisa tercukupi,” katanya.
Guru Besar Universitas Lampung dan sekaligus Ketua Umum PERHEPI Bustanul Arifin menjelaskan kegiatan produksi saja tidak cukup. Perlu adanya integrasi dengan kebutuhan pakan ternak yang juga menjadi tanggung jawab insan pertanian yang ada.
Dalam segi penggunanya, lanjutnya, kebutuhan pakan ternak diperuntukan bagi perusahaan besar dan menengah atas, kemudian sisanya adalah peternak kecil.
Peternak kecil lebih banyak terdapat di Blitar sehingga jagung yang ada belum cukup karena penduduk Blitar terkadang memerlukan jagung dari daerah lain.
“Indonesia masih ada persoalan bahwa harga jagung yang merupakan kesepakatan antara petani dan peternak hanya berlaku sesaat pada saat harga sangat tinggi,” kata dia.
Perlu diketahui, berdasarkan data penghitungan Badan Pangan Nasional, produksi jagung selama 2021 sejak Januari sampai Desember mencapai 15,7 juta ton. Kebutuhan jagung nasional sebesar 14,3 juta ton sehingga neraca pada tahun lalu surplus 1,4 juta ton. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Tahan Keran Impor, Mentan SYL Ajak Warga Bone Tanam Kedelai Hingga Jagung
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan