Kementan Sebut Industri Sawit Kurangi Angka Kemiskinan dari Sabang Sampai Merauke

Kamis, 01 April 2021 – 15:24 WIB
Buah kelapa sawit. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut industri kelapa sawit mampu menekan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Kementan Heru Tri Widarto menyebut total luas lahan sawit 16,38 juta hektare. Dari jumlah itu, luas perkebunan sawit rakyat 6,72 juta hektare.

BACA JUGA: Kementan Memperkuat Food Estate dengan Korporasi Petani

Adapun potensi peremajaan sawit rakyat 2,78 juta hektare dengan sebaran dominan di Sumatera dan Kalimantan.

“Target PSR periode 2020-2022 tumbuh 180 ribu hektare setiap tahunnya. Targetnya di 21 provinsi dan 108 kabupaten/kota,” ucap Heru Hal dalam Diskusi Webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) yang bertemakan Peranan Kelapa Sawit Dalam Pengentasan Kemiskinan Dan Mewujudkan Gratieks, Rabu (31/3).

BACA JUGA: Kementan Targetkan Peremajaan Sawit 180 Ribu Hektare Tahun Ini

Secara keseluruhan Ditjen Perkebunan menargetkan nilai ekspor komoditas utama, andalan dan pengembangan perkebunan periode 2020-2024 sebesar US$74,31 milliar atau setara Rp 1.040,33 trilliun.

Untuk mengejar seluruh target tersebut Ditjen Bun mendorong pengembangan logistik benih, meningkatkan produksi dan produkivitas, meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor.

BACA JUGA: Makin Diserang, Industri Kelapa Sawit Indonesia Justru Kian Show Off

“Kami juga mendorong modernisasi perkebunan , pembiayaan melalui KUR (kredit usaha rakyat), peningkatan kapasitas SDM (sumber daya manusia), optimasi jejaring stakeholder,” ucap Heru.

Berdasarkan riset Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), perkebunan kelapa sawit mampu membangun daerah miskin dan terbelakang untuk menjadi sentra perekonomian baru.

Sentra ekonomi baru ini tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Papua, dan Papua Barat.

“Kelapa sawit membantu dunia dalam Sustainable Development Goals (SDG) di bidang mengatasi persoalan kemiskinan,” ujar Tungkot Sipayung seaku Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI).

Tungkot mengatakan, tiga jalur industri minyak sawit menolong kemiskinan dunia. Pertama, jalur produksi melalui sentra perkebunan sawit. Kedua, jalur hilirisasi di negara importir minyak sawit. Ketiga adalah jalur konsumsi minyak sawit.

Setelah era bisnis HPH (Hak Pengusahaan Hutan ) berakhir, muncul kota mati atau kota hantu karena ekonomi tidak bergerak. Imbasnya, masyarakat setempat menjadi miskin.

"Di sini peranan kebun sawit rakyat yang merestorasi lahan eks HPH menjadi daerah produktif dan lestari secara lingkungan. Selain itu, perekonomian mulai bergerak dengan hadirnya perkebunan sawit,” jelas Tungkot. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler