Kementan Sebut Program Food Estate di Wonosobo Hasilkan Bawang Merah 12,3 Ton

Jumat, 18 Februari 2022 – 14:57 WIB
Bawang merah. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) yang mengembangkan hortikultura melalui program food estate di Wonosobo tampaknya membawa keberkahan.

Pasalnya, beberapa waktu lalu panen perdana bawang merah terlaksana di lahan Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa Wonosari, Kecamatan Kalikajar.

BACA JUGA: BPPSDMP Beri Pengawalan & Pendampingan Korporasi Petani di Lokasi Food Estate

Dari hasil panen tersebut diketahui mencapai 12,3 ton per hektare.

Angka itu lebih tinggi dari rata-rata panen Wonosobo di luar program food estate, yakni 12 ton per hektare.

BACA JUGA: TNI AL Mulai Pembangunan Maritime Food Estate Jembrana

"Ini produktivitas yang sangat luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Semoga hasil panen ini menjadi pemicu bagi petani lainnya untuk lebih luas mengembangkan kawasan bawang merah,” ujar Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Wonosobo Dwiyama Satyani Budyayu, Kamis (10/2).

Dirinya bersama mantra tani berharap harga jual bagus sehingga tidak ada keraguan bagi petani untuk melakukan usaha tani ke bawang merah .

BACA JUGA: Kementan Manfaatkan Teknologi Radiasi Sinar Gamma untuk Genjot Produksi Porang

“Peningkatan produktivitas kami di atas rata-rata tentunya tak terlepas dari berbagai faktor di antaranya benih bermutu, lahan baru, petani yang ulet, dan teknologi,” ujar Ketua Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Diyo.

Kabupaten merupakan salah satu kawasan dengan konsentrasi pengembanganan kentang, bawang merah, bawang putih dan aneka cabai.

Total luasannya meliputi 339,96 hektare.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas program pengembangan kawasan hortikultura.

Ke depannya pemerintah akan terus memperluas jangkauan program, sehingga petani yang ikut berpartisipasi dalam program serupa akan semakin banyak.

"UMKM maupun industri besar olahan bawang merah kami dorong menjadi mengungkit pertumbuhan produksi dan pendapatan petani," kata Prihasto.

Dari faktor ekonomis, efisiensi biaya produksi dari program food estate untuk komoditas bawang merah mengalami peningkatan.

Biaya produksi sebelum program itu mencapai Rp 40 juta per hektare.

Setelah program tersebut berjalan biaya produksi cukup Rp 32,7 juta per hektare.

Dengan biaya produksi tersebut, hasil panen mampu mencapai angka Rp 243 juta per hektare sehingga pendapatan bersih yang diperoleh petani sekitar Rp 210,3 juta per hektare setiap musim tanam.

Kepala Desa Wonosari, Bondar mengaku sangat bangga dan bersyukur atas usaha warganya tersebut.

“Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian yang mendampingi warga sehingga mampu menghasilkan panen yang memuaskan,” ujar Bondar.

Kegiatan panen bawang merah di FE Tawon ini juga dihadiri PT. Semangat Bersama Enterprenership (SBE) selaku offtaker.

Hasil panen dalam bentuk rogol basah langsung dibeli sesuai dengan harga yang disepakati dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). (mrk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Bersyukur Nilai Tukar Petani Terus Meningkat, SYL Bilang Begini


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler