jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya fokus kerja dalam satu tahun masa jabatannya ialah memperkuat produksi berbagai komoditas strategis seperti padi dan jagung.
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Tingkatkan Skala Usaha Bagi Petani Milenial, Kementan Buka Peluang Akses Permodalan
"Satu tahun ini saya fokus pada produksi padi, jagung, dan kedelai. Kita menekan dulu impor agar bisa swasembada," katanya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Mentan Amran menekankan peran vital penyuluh dalam mendukung peningkatan produksi komoditas strategis padi, jagung, dan kedelai.
BACA JUGA: Sinergi Kementan-Pemkab Tanah Bumbu Tumbuhkan Usaha Petani Milenial Berbasis Klaster
“Oleh karena itu, persiapan musim tanam yang akan datang pada bulan November dan Desember harus segera disiapkan dengan baik, berkoordinasi dengan stakeholder terkait yang merupakan kunci dalam persiapan tersebut,” kata Mentan Amran.
Menindaklanjuti hal tersebut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) melalui Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) mengadakan webinar pembinaan penyuluh pertanian dengan tema “Dukungan Penyuluh dalam Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi dan Jagung”, secara virtual pada Sabtu (11/11).
BACA JUGA: Hasto Bongkar Skenario Istana soal MK, lalu Sebut Nama Pratikno
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan dampak El Nino yang masih berlangsung hingga saat ini menyebabkan harga pangan naik, biaya produksi naik, dan sampai dengan saat ini Indonesia masih mengimpor beras sebanyak dua juta ton.
“Peningkatan produksi padi dan jagung yang harus kita kejar dikarenakan pada musim rendeng saat ini mundur satu bulan sehingga petani dan penyuluh harus memastikan seluruh produksi, benih dan irigasi berjalan dengan lancarm,” ujar Kabadan Dedi.
Dedi menambahkan bahwa Kementan mulai akhir tahun ini bertekad menggenjot produktivitas meningkatkan lahan rawa, lahan kering, dan lahan tadah hujan.
“Mari kita genjot benih bermutu melalui CPCL. Calon petani harus paham juknis CPCL, juknis lahan kering, lahan tadah hujan," ujar Dedi.
"Setelah petani tanam penyuluh wajib hadir dalam pendampingan petani dan penyuluh pertanian harus dapat memberikan solusi dari permasalahan yang ada," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Yudi Sastro mengatakan bahwa strategi pengelolaan sistem penyediaan benih dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, yaitu meningkatkan produksi benih varietas unggul bersertifikat, meningkatkan pengawasan dan sertifikasi benih, meningkatkan peranan kelembagaan perbenihan, mempermudah akses petani mendapatkan benih unggul bersertifikat, sosialisasi dan pengawalan penggunaan benih unggul bersertifikat.
“Benih dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan produktivitas dengan syarat varietas sesuai dengan agroekosistem setempat, benih terjamin mutunya (genetik, fisiologis dan fisik), tepat waktu tanam dan lokasi,tersedia, mudah diakses dan harga terjangkau,” ujar Yudi.
Yudi mengatakan untuk memenuhi kebutuhan benih dalam kegiatan Bantuan Benih satker Pusat dan Tugas Pembantuan baik melalui e-catalog maupun secara penunjukan langsung atau mekanisme lainnya sesuai aturan yang berlaku, dinas pertanian provinsi/kabupaten/kota berkewajiban memanfaatkan produksi benih dari kegiatan Mandiri Benih Pangan.
“Adapun target mendukung tercapai sasaran produksi tahun 2024 padi sebanyak 65,40 juta ton GKG, jagung sebanyak 35,3 juta ton pipilan kering,” imbuhnya.
Sementara, Direktur Perlindungan dan Penyediaan Lahan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Baginda Siagian menjelaskan pentingnya melakukan koordinasi dengan dinas pertanian provinsi dan kabupaten untuk mencapai target CPCL SID dan Kontruksi Optimalisasi Lahan Rawa.
"Syarat CPCL SID harus memenuhi kriteria lokasi dan kriteria petani," katanya. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komitmen Cegah Korupsi, Pusat PVTPP Kementan Tekan Pakta Integritas
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti