jpnn.com, MALANG - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) ikut peduli membantu pengembangan kapasitas warga Palestina dalam sub sektor peternakan.
Terutama teknologi Inseminasi Buatan (IB). Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen PKH I Ketut Diarmita saat Opening Ceremony pelatihan yang berjudul “Training Course on The Strengthening of Artificial Insemination Management and Conservation of Livestock Genetic Resources For Palestine di Kantor Ditjen PKH, Kamis (14/12).
BACA JUGA: Karantina Makassar Raih Sertifikat Manajemen Anti-Penyuapan
Pelatihan IB bagi peserta dari Palestina ini akan berlangsung dari hari ini hingga 28 Desember 2017 di BBIB Singosari Malang.
Kegiatan itu adalah kerja sama antara Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Kementerian Sekretariat Negara RI dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
BACA JUGA: Mentan Amran Sulaiman Bahas Pengentasan Kemiskinan
Dirjen PKH I Ketut Diarmita pada kesempatan tersebut menyambut baik kehadiran Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Alshun yang mendampingi 10 orang peserta dari Palestina.
Diarmita menyampaikan, BBIB Singosari yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Ditjen PKH telah mempunyai pengalaman dalam memberikan pelatihan kepada negara-negara berkembang lainnya untuk mengembangkan teknologi IB pada ternak sapi.
BACA JUGA: Capaian Inseminasi Buatan Sudah di Atas 92% dari Target
"Harapannya, pelatihan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia nantinya bisa membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi peserta Palestina, terutama terkait penerapan teknologi IB,"
Sugiono selaku Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak menyampaikan, Inseminasi Buatan (IB) pada ternak merupakan salah satu teknologi tepat guna untuk meningkatkan populasi ternak dan mutu genetik.
"Penerapan IB pada ternak di sebagian besar negara berkembang hanya memiliki sedikit keberhasilan", kata Sugiono.
Menurutnya, hal ini karena infrastruktur untuk kegiatan inseminasi buatan yang belum dibangun dengan baik.
Sugiono mengungkapkan, Indonesia termasuk negara yang mampu menerapkan IB. Pada saat ini IB menjadi ujuk tombak untuk keberhasilan Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab) yang merupakan fokus kegiatan utama pemerintah Indonesia pada periode 2017-2019.
”Melalui Upsus Siwab, Indonesia mengoptimalkan potensi sapi dan kerbau betina di dalam negeri untuk terus menghasilkan anak dalam rangka menambah populasi ternak nasional”, ujarnya. “Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada sapi yang ditargetkan Presiden Joko Widodo tercapai pada 2026”, tambahnya.
Sugiono menjelaskan, melalui Upsus Siwab, capaian IB nasional berdasarkan data kumulatif dari Januari hingga 10 Desember 2017 sebanyak 3.720.791 ekor, dengan jumlah kebuntingan nasional mencapai 1.653.103 ekor, serta jumlah kelahiran sebanyak 709.697 ekor.
Kepala BBIB Singosari Enniek Herwijanti menyampaikan, training kali ini adalah yang ke-3 untuk Palestina.
Menurutnya, Kementerian Pertanian sebelumnya juga telah bekerjasama dengan JICA menyelenggarakan kegiatan Training Course on Frozen Semen Production and Breeding of Small Ruminants for Palestine pada 2-11 Maret 2015 dan Training on Artificial Insemination for Small Ruminants di bulan November 2015.
Enniek menjelaskan, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara Eropa, IB pada ternak telah dikomersialisasikan dan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, dan bahkan telah menjadi produk industri.
“Saat ini BBIB Singosari terus mengembangkan teknologi IB pada sapi perah, sapi potong, dan kambing”, kata Enniek.
“Didukung dengan kapasitas intelektual varietas ternak, penerapan uji progeni dan teknologi, serta memiliki laboratorium ISO 17025 yang terakreditasi, dan sistem manajemen mutu ISO 9001 BBIB Singosari juga telah menghasilkan seks semen dan semen ikan," jelas Enniek.
Sementara itu, Mukhammad Fahrurozi, Kepala Bagian Kerjasama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular Kementerian Sekretariat Negara menyampaikan, Palestina merupakan salah satu negara prioritas penerima bantuan kerja sama teknik dari Indonesia.
Menurutnya, bantuan kerja sama teknik di sektor peternakan merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan program bantuan pengembangan kapasitas kepada Palestina.
“Program pengembangan kapasitas merupakan komitmen Pemerintah Indonesia dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) yang bertujuan untuk memajukan kerja sama pembangunan antarnegara berkembang," kata Fahrurozi.
“Melalui kerjasama ini, memberikan bukti bahwa Indonesia dapat berkontribusi aktif dalam kerangka kerja sama internasional untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan global”, tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Alshun menyampaikan ucapan terimakasih atas kepedulian Pemerintah Indonesia terhadap Palestina. "Semoga kerjasama ini bermanfaat buat rakyat Palestina," pungkasnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Dukung Pemberantasan Rasuah di Sektor Pergulaan
Redaktur & Reporter : Natalia