BACA JUGA: Diversifikasi Ekspor Jadi Keharusan
Sebagian pihak yang lain menganggapnya sebagai strategi menggenjot kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah.Kementerian Negara BUMN agaknya menyadari betul pro-kontra soal privatisasi tersebut
BACA JUGA: Pinjaman Program Terserap 14,5 Persen
Roadmap itu lantas menjadi dokumen resmi yang dikirimkan ke DPR baru-baru ini
Enam BUMN yang bakal diprivatisasi tersebut adalah Garuda Indonesia, Bank BTN, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PTPN IV, PTPN VII, dan PT Krakatau Steel (KS)
BACA JUGA: Nasabah Serbu Bank
Tetapi, dokumen tersebut juga memuat strategi privatisasi empat BUMN lain, yakni PT Yodya Karya, Kertas Kraft Aceh (KKA), Semen Kupang, dan Industri Kapal Indonesia (IKI)Dalam dokumen Kementerian Negara BUMN, yang dikirimkan ke DPR tersebut, disebutkan secara rinci strategi untuk menggenjot kinerja perusahaan pelat merahJika strategi itu berjalan dan diterapkan secara lancar, pada 2012 nanti akumulasi laba bersih enam BUMN besar yang masuk program privatisasi akan mencapai Rp 10,93 triliun atau melonjak 140 persen dari prognosa 2008 sebesar Rp 4,54 triliun.
Sofyan mengakui, strategi itu merupakan hasil rumusan Komite Privatisasi yang diketuai Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani IndrawatiSelanjutnya, itu dipertajam oleh kajian dari Kementerian BUMN''Inti dari privatisasi adalah bagaimana memperkuat struktur permodalan BUMN agar lebih ekspansif,'' kata Sofyan.
Berbekal dokumen yang berisi paparan strategi tersebut, akhirnya 18 September lalu Komisi XI DPR memberikan lampu hijau terhadap privatisasi tiga BUMN, yakni Garuda Indonesia, BTN, dan KS.
Proses privatisasi disetujui melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO)Sedangkan privatisasi melalui penjualan saham ke pihak swasta atau strategic sales dengan tegas ditolak DPRPadahal, itu sempat menjadi opsi pemerintah.
Wakil Ketua Komisi XI DPR Asman Abnur menilai opsi IPO lebih transparan dibandingkan opsi strategic sales yang rawan dirasuki kepentingan-kepentingan pihak tertentu.
''Persetujuan ini diberikan setelah melalui kajian mendalam sejak Februari 2008Terkait kondisi pasar modal yang sedang kurang kondusif, pelaksanaan IPO-nya kami serahkan ke pemerintahSilakan pilih waktu yang tepat agar memberi hasil maksimal,'' ujarnya.
Dalam dokumen, roadmap strategi privatisasi Garuda menargetkan IPO bisa terlaksana pada awal 2009Dengan melepas 30 persen saham, Garuda diharapkan dapat meraup dana segar (proceeds) Rp 4,2 triliun.
Dana itu akan digunakan untuk membayar utang sebesar Rp 2,5 triliun atau sekitar USD 270 jutaSedangkan Rp 1,7 triliun akan digunakan untuk pertumbuhan armada.
Jika strategi itu dijalankan dengan tepat, kinerja keuangan Garuda diproyeksikan bakal cemerlang pada 2012Pendapatan atau revenue tahun ini sekitar Rp 18,9 triliun ditargetkan melonjak hingga Rp 59,4 triliun pada 2012Sedangkan laba bersih yang pada 2008 diperkirakan Rp 589 miliar ditargetkan tumbuh menjadi Rp 2,6 triliun pada 2012.
Menyangkut BTN, dokumen Kementerian BUMN juga merinci mengenai aspek pentingnya privatisasiMisalnya, bank yang fokus ke kredit perumahan itu memerlukan basis permodalan dan pendanaan kuat untuk menjamin kesinambungan serta ketersediaan pembiayaan perumahan.
Dengan maksimal 30 persen saham dilepas, IPO BTN diharapkan dapat meraup dana Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliunDana tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur, pengembangan teknologi, dan pengembangan jaringanSelain itu, memperkuat permodalan dalam rangka ekspansi kredit membantu program Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR) dan Rumah Susun Sederhana.
Dengan strategi itu, revenue BTN yang tahun ini diperkirakan Rp 22,9 triliun dapat melonjak menjadi Rp 36,3 triliun pada 2012Sedangkan laba bersihnya ditargetkan melesat dari Rp 472 miliar pada 2008 menjadi Rp 1,39 triliun pada 2012.
Privatisasi Krakatau Steel (KS) lewat penjualan maksimal 30 persen saham diharapkan dapat meraup dana Rp 3 triliun-Rp 4 triliunSebenarnya, dalam strategi perseroan, KS butuh tambahan modal hingga Rp 16,4 triliunSelain dari IPO, kebutuhan tersebut diusahakan dari surplus dana operasional perusahaan maupun pinjaman komersial.
Dana itu dipersiapkan sebagai upaya peningkatan produksi KS dari 2,5 juta ton baja per tahun menjadi 5 juta ton per tahunTambahan dana Rp 382 miliar diperlukan untuk equity placement mining, Rp 1,1 triliun untuk menambah kapasitas Blast Furnance (BF), dan Rp 735 miliar untuk penyesuaian kapasitas BF-BOB-CCM karena peningkatan kapasitas BF.
Dengan tambahan kapasitas produksi tersebut, revenue KS yang pada 2008 diperkirakan Rp 24,59 triliun ditargetkan bisa melonjak menjadi Rp 33,67 triliun pada 2012Laba bersihnya ditargetkan naik dari Rp 1,49 triliun pada 2008 menjadi Rp 3,05 triliun pada 2012
Tiga PTPN Tunggu Giliran
Tiga BUMN lain kini juga giliran menunggu izin dari DPRYakni, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PTPN IV, dan PTPN VIIMeski izin bagi tiga perusahaan pelat merah itu tertunda, Kementerian BUMN tetap menyiapkan strategi privatisasi.
Dalam dokumen yang dikirimkan ke DPR, Men BUMN Sofyan Djalil memaparkan pengembangan usaha PTPN III sebenarnya memerlukan dana hingga Rp 7,6 triliunDari kebutuhan tersebut, sekitar Rp 1,8 triliun di antaranya ditargetkan dapat diraup dari IPO maksimal 30 persen saham
''Pendanaan lainnya kita harapkan dari perbankan dan modal sendiriTapi, dana IPO penting untuk leverage (mendongkrak) pendanaan lain,'' ujarnya.
Dengan dana tersebut, PTPN III diharapkan bisa membelanjakan Rp 3,9 triliun untuk intensifikasi tanaman, Rp 1,7 triliun untuk investasi nontanaman, Rp 175 miliar untuk industri hilir, serta ekstensifikasi areal perkebunan senilai Rp 1,2 triliun di Aceh (5.000 hektare), Sumsel (7.000 hektare), dan Kaltim (8.000 hektare)Selain itu, Rp 400 miliar untuk melunasi utang jangka panjang.
Dengan strategi pengembangan usaha itu, revenue PTPN III diharapkan naik dari Rp 4,66 triliun dalam prognosa 2008 menjadi Rp 8,21 triliun pada 2012Laba bersihnya diharapkan naik dari Rp 752 miliar pada 2008 menjadi Rp 1,30 triliun pada 2012.
Untuk PTPN IV, pengembangan usahanya perlu dana Rp 13,04 triliunDari jumlah tersebut, Rp 2,8 triliun di antaranya diharapkan dapat diraup dari IPO maksimal 30 persen sahamDana itu akan digunakan bagi pengembangan areal perkebunan lewat takeover pada 2009 seluas 77.000 hektare serta perbaikan fasilitas produksi
Dengan strategi itu, revenue PTPN IV diharapkan dapat naik dari Rp 4,46 triliun pada 2008 menjadi Rp 6,62 triliun pada 2012Sedangkan laba bersihnya diharapkan terdongkrak dari Rp 731 miliar pada 2008 menjadi Rp 1,55 triliun pada 2012.
Untuk PTPN VII, IPO maksimal 30 persen saham diharapkan bisa meraih Rp 1,5 triliunDana tersebut difokuskan untuk pengembangan areal perkebunanDengan strategi itu, revenue perusahaan diharapkan naik dari Rp 4,63 triliun pada 2008 menjadi Rp 6,77 triliun pada 2012Sedangkan laba bersih ditargetkan terkerek dari Rp 501 miliar pada 2008 menjadi Rp 1,06 triliun pada 2012.
Sofyan berharap DPR secepatnya memproses izin privatisasi PTPNMenurut dia, dengan adanya izin tersebut, pemerintah bisa bergerak lebih leluasa untuk menyusun strategi privatisasiTermasuk, tahapan-tahapannya, seperti pemilihan penjamin pelaksana emisi (underwriter), dan konsultan penunjang lain.
Sofyan juga menepis kekhawatiran DPR bahwa privatisasi saat ini tidak akan optimal karena kondisi pasar modal kurang kondusifDia meyakinkan bahwa pemerintah tidak akan gegabah atau tergesa-gesa dalam melakukan IPO''Yang penting izinnya duluSoal kapan waktu IPO, kami pastikan hanya akan dilakukan jika kondisi pasar modal membaikBukan berarti begitu dapat izin, langsung IPO,'' tegasnya(owi/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Paksa Tambang Stop Operasi, Bayan Genjot Produksi
Redaktur : Tim Redaksi