jpnn.com, BALI - Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor mengatakan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bersama Pearson Vue dan Certiport membuka peluang kerja sama terkait identifikasi skills gaps dan sertifikasi profesi di Indonesia.
Menurut dia, pihaknya menyambut baik penyampaian usulan kerja sama dari Pearson Vue dan Certiport.
BACA JUGA: Kemnaker Tekankan Hal Penting Ini ke Pengawas Ketenagakerjaan Terkait Permenaker 5/2023
"Pertemuan hari ini diharapkan dapat menjadi langkah awal kerja sama antara Kemnaker dengan Pearson Vue dan Certiport," kata Wamenaker Afriansyah saat menerima audiensi Certiport di Bali, Sabtu (25/3).
Dia mengatakan tantangan dan peluang peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia di Indonesia.
BACA JUGA: Kemnakertrans Bentuk Satgas Pencegahan TKI Non Prosedural
Tantangan yang dimaksud, yaitu tenaga kerja informal masih mendominasi, penduduk terdampak Covid-19, dan disrupsi teknologi digital yang ditandai revolusi industri 4.0.
Adapun peluang yang dimiliki, yakni Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2030.
BACA JUGA: Sekjen Kemnaker Sebut ASEAN Dorong Reformasi Kebijakan Perekrutan Pegawai ILO
Selain itu, kata dia, terciptanya lapangan pekerjaan yang bisa diisi oleh SDM Indonesia melalui proyek-proyek prioritas nasional.
"Dalam menjawab tantangan dan peluang tersebut, kami perlu SDM yang unggul dan berdaya saing," ucap Wamenaker.
Wamenaker mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan SDM adalah melalui pelatihan vokasi.
Terlebih, pelatihan memiliki beberapa keunggulan.
Di antara keunggulannya, yaitu durasi relatif singkat, input peserta tidak terbatas usia tertentu, inklusif berlaku untuk semua kalangan, berorientasi penempatan kerja, kewirausahaan, dan peningkatan produktivitas.
Keunggulan lain dari pelatihan vokasi, yaitu fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja, dan SDM pengajar adalah praktisi.
Ada juga program pelatihan to the point terhadap kompetensi yang dibutuhkan hingga dapat dikombinasikan program social safety net lain seperti Prakerja, KIP, PKH, dan BPJS.
Lebih lanjut, Wamenaker mengatakan saat ini pelatihan vokasi banyak dilirik oleh para pencari kerja dan juga pekerja untuk mendapatkan kompetensi atau meningkatkan kompetensi atau shifting kompetensi berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut.
"Ini karena pelatihan vokasi dirasa dapat menjadi solusi rendahnya daya saing angkatan kerja dan pengangguran pada era digitalisasi dan mismatch lapangan pekerjaan pada masa recovery ekonomi," ucap Wamenaker. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepakat Berkolaborasi, Kemnaker dan Universitas Trilogi Siap Cetak Banyak SDM Unggul
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian