Kemnaker Sambut Baik Peran Pendidikan Vokasi di Universitas Indonesia

Sabtu, 16 Oktober 2021 – 10:42 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi. Foto: Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menyampaikan tantangan ketenagakerjaan saat ini tidak lepas dari kondisi demografi yang sedang dihadapi.

"Angkatan kerja berpendidikan SMP ke bawah di pedesaan persentasenya lebih besar dibandingkan dengan perkotaan," kata Anwar Sanusi saat mengikuti webinar Diskusi Publik bertajuk Membangun Vokasi UI yang Berdaya Saing dan Menyejahterakan, Jum'at (15/10).

BACA JUGA: Kemnaker Siapkan Strategi Atasi Kemiskinan Ekstrem di 7 Provinsi

Berdasarkan tingkat pendidikan, tahun ini ada sekitar 54,66 persen angkatan kerja di Indonesia masih berpendidikan SMP ke bawah.

Selebihnya 13,01 persen yang memiliki pendidikan Diploma dan Universitas, serta 32,33 persen berpendidikan SMA atau SMK.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Ungkap Kunci Keberhasilan Pendidikan Vokasi

Sekjen Anwar menjelaskan persentase angkatan kerja menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.

Untuk angkatan kerja kelompok umur non-muda cenderung memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih rendah dibandingkan kelompok umur muda.

BACA JUGA: Gus Jazil: Pendidikan Vokasi Perlu Dikembangkan di Pesantren

Selain itu menurutnya, penduduk bekerja berpendidikan rendah cenderung ada pada sektor primer seperti pertanian dan pertambangan.

Sedangkan untuk pendidikan menengah berada di sektor sekunder yang bergerak di bidang konstruksi, gas air pengelolaan limbah.

Adapun pendidikan tinggi bekerja di sektor tersier seperti perdagangan dan jasa.

"Penduduk berpendidikan rendah bekerja pada sektor informal sedangkan sektor yang berpendidikan tinggi cenderung bekerja di sektor formal," katanya.

Sekjen Anwar menyebutkan pekerja berpendidikan rendah cenderung bekerja di sektor pertanian. Mereka mengisi ruang pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat keahlian cukup tinggi.

Kalau dilihat dari sisi pengangguran mereka cenderung tidak menganggur karena masih banyak pekerjaan yang bisa diisi oleh kelompok ini.

"Karena mereka ini banyak bekerja di sektor-sektor yang tidak terlalu membutuhkan sebuah keahlian atau keterampilan yang spesifik," kata Sekjen Anwar.

Ini merupakan satu tantangan dan kita harus melakukan usaha yang sangat keras untuk bisa mendorong SDM terutama dari sisi keterampilan.

"Kita harus mampu untuk mendorong dengan sangat kuat agar kondisi ketenagakerjaan bisa ditransformasikan," ucapnya.

Sekjen menambahkan, ada beberapa peluang yang bisa direspon dan tentunya peran dari pendidikan vokasi, termasuk pendidikan vokasi di Universitas Indonesia (UI).

"Kita harus lihat tantangan dan peluang ini sebagai sesuatu untuk dikelola dengan baik agar bisa menjadi sumber daya ekonomi yang menguntungkan," lanjutnya.

Ia menuturkan, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada periode 2020-2030. Pada periode tersebut, struktur penduduk Indonesia sebagian besar akan diisi oleh penduduk usia muda.

"Dalam arahannya Menaker Ida Fauziyah juga mengingatkan, angkatan kerja nantinya akan banyak diisi oleh anak-anak muda yang kalau tidak dikelola dengan baik, akan menjadi tidak berguna," kata Anwar Sanusi. (mrk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar MAF, Kementan Sampaikan Urgensi Sinergi Vokasi Pertanian dengan Iduka


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler