Kenaikan Elpiji 3 Kg Bisa sebelum Lebaran

Percepat Kajian, Tim Pemerintah Sudah Rumuskan Harga Baru

Sabtu, 04 September 2010 – 07:07 WIB

JAKARTA - Ini kabar kurang menggembirakan bagi masyarakat menjelang Lebaran atau Idul FitriPemerintah berencana mempercepat pengumuman kenaikan harga gas elpiji ukuran 3 kilogram

BACA JUGA: BI Rate Tertambat di 6,5 Persen



Menurut Menko Kesra Agung Laksono, kebijakan harga baru elpiji 3 kg akan mungkin dikeluarkan pekan depan atau tepat sebelum perayaan Idul Fitri
Hasil kajian target grup dan mekanisme tentang kebijakan harga baru saat ini sudah matang

BACA JUGA: Ekspor Nonmigas Capai USD10,6 Miliar

Dua sub tim yang ditugaskan pemerintah untuk mengkaji persoalan tersebut sudah merumuskan harga baru.

"Harga gas 3 kg masih menunggu rapat satu kali lagi
Mudah-mudahan bisa sebelum Lebaran," kata Agung ketika ditemui di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (3/9).
 
Dia menjelaskan, pemerintah memilih opsi untuk menaikkan harga gas (elpiji) bersubsidi kemasan 3 kg untuk mengurangi disparitas (selisih) harga dengan elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg

BACA JUGA: Jelang Lebaran, Uang Palsu Makin Marak

Itu dimaksudkan agar tidak terjadi pengoplosan lagiKenaikannya masih bisa disampaikan kepada publik.
 
"Jika menurunkan harga, subsidinya terlalu besarJadi, pemerintah akan menaikkanSalah satu yang dimatangkan saat ini adalah kupon bagi penerima gasItu adalah salah satu opsi yang belum bisa kami simpulkan," papar Agung.
 
Mantan ketua DPR RI tersebut menjelaskan, opsi kenaikan harga elpiji kemasan tiga kilogram itu akan dibahas dalam rapat koordinasi tingkat menteri sebelum dilaporkan kepada Wapres Boediono.
 
Agung memastikan opsi kenaikan harga akan diikuti upaya pemerintah melindungi rakyat yang masuk kategori tidak mampuMisalnya, hal itu akan dilakukan dengan memberikan kupon subsidi kepada warga yang benar-benar layak menerima.
 
Secara terpisah, PT Pertamina menyatakan bahwa program konversi minyak tanah ke elpiji tiga kg telah menghemat subsidi negara sebesar Rp 21,38 triliunDirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, nilai penghematan tersebut merupakan akumulasi sejak awal program pada 2007 hingga Agustus 2010.
 
"Total penghematan program konversi sebesar Rp 32,07 triliunSetelah dikurangi biaya paket perdana konversi Rp 10,69 triliun, didapat penghematan bersih Rp 21,38 triliun," jelas Karen.
 
Menurut Karen, pada awal konversi program itu masih memerlukan tambahan subsidi Rp200 miliarSelanjutnya, pada 2008 bisa dihemat Rp 5,53 triliun, pada 2009 terjadi penghematan Rp 6,92 triliun, dan 2010 penghematannya Rp 9,13 triliun dari target Rp 13,63 triliun.
 
Karen menyebut, per Agustus 2010 paket perdana konversi yang didistribusikan mencakup 45,558 juta kepala keluarga (KK) di 16 provinsiPada 2010, progres pendistribusian baru mencapai 23 persen dari target 9,395 juta paket perdanaNamun, volume minyak tanah yang sudah ditarik pada 2010 telah mencapai 4,499 juta kiloliter atau 73 persen dari target 6,172 juta kiloliter"Sedangkan akumulasi minyak tanah yang ditarik sejak awal konversi pada 2007 sampai sekarang telah mencapai 12,139 juta kiloliter," ujar Karen.
 
Untuk suplai elpiji, Karen mengatakan bahwa akumulasi pada periode 2007-2010 sudah mencapai 4,061 juta tonKhusus pada 2010, dari target suplai 3,002 juta ton, sudah tercapai 1,596 juta ton.
 
Dia menambahkan, selama tiga tahun program konversi dilaksanakan, konsumsi minyak tanah bersubsidi turun drastis menjadi tinggal 20 persenPadahal, lanjut dia, program konversi baru mencakup 16 di antara 28 provinsi yang direncanakan(zul/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendag Terus Monitor Pasokan Pangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler