jpnn.com - JPNN.com – Tren peningkatan harga komoditas tersebut di dunia memberi dampak positif bagi industri baja di tanah air.
Harga baja di tanah air mulai naik. Kenaikan harga baja terjadi sejak 2016 dan diprediksi bisa bertahan hingga 2017.
BACA JUGA: PGN Perbesar Ritel Gas Tanpa Dana APBN
Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Hidayat Triseputro mengatakan, kenaikan harga baja global rata-rata sudah lebih dari USD 100 per ton sejak akhir kuartal ketiga tahun lalu.
”Diharapkan kenaikannya bisa terus di angka tersebut lantaran harga baja global pada 2015 dan 2016 sebenarnya masih terlalu rendah,” katanya kemarin (4/1).
BACA JUGA: Industri Mebel Minta Peremajaan Alat dan Diskon Pajak
Direktur PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) Hadi Sutjipto menambahkan, untuk industri hilir, kenaikannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan industri hulu.
”Harga pelat baja dari Januari 2016 sampai Desember 2016 naik 15–20 persen di dalam negeri,” ujarnya.
BACA JUGA: Kemendag Dinilai tak Tegas Kontrol Gula Rafinasi
Harga pelat baja awal 2016 dari USD 360 per ton menjadi USD 400 per ton pada Desember 2016.
Hadi mengungkapkan, harga baja lokal dipengaruhi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan harga baja global.
”Pada 2016, harga baja terdorong oleh kenaikan harga bijih besi dan komoditas seperti batu bara,” ucapnya.
Sayang, kenaikan harga baja tak lantas dapat mendongkrak margin produsen baja.
Hadi menjelaskan, masih banyaknya ketergantungan impor baja untuk bahan baku menjadi salah satu kendala produsen baja lokal.
South East Asia Iron and Steel Institute pun menyebutkan, harga baja global mulai pulih pada Maret 2016.
Pemulihan harga baja dunia masih terpaku oleh harga baja di Tiongkok. Pada 2016, Tiongkok menargetkan memangkas produksi baja 45 juta ton.
Angka tersebut tercapai dengan pemangkasan 22 juta ton sampai akhir Oktober 2016.
Selain pemangkasan, industri baja Tiongkok diuntungkan dengan naiknya konsumsi baja oleh pemerintah untuk proyek infrastruktur.
Selain itu juga pulihnya pasar properti dan peningkatan permintaan di industri otomotif akibat adanya pengurangan pajak atas pembelian kendaraan. (vir/c5/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Industri Pariwisata agar Perekonomian Membaik
Redaktur & Reporter : Ragil