Genjot Industri Pariwisata agar Perekonomian Membaik

Sabtu, 31 Desember 2016 – 08:14 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JPNN.com - Peraekonomni Maluku Utara sepanjang 2016 memang bertumbuh.

Namun, pertumbuhan itu tak setinggi seperti 2015 lalu.

BACA JUGA: Ini Salah Satu Upaya APP Menghemat Energi

Melemahnya perekonomian global memengaruhi ekonomi Indonesia, yang  imbasnya sampai juga di Maluku Utara.

Bank Indonesia Malut mengestimasikan pertumbuhan ekonomi Malut tahun ini tak setinggi 2015.

BACA JUGA: Boeing 737 Bisa Mendarat di Bandara Daerah Wisata

Diperkirakan hingga akhir  2016 ekonomi Malut paling tinggi pertumbuhannya pada posisi 5,7 persen. 

Padahal, pada 2015, ekonomi Malut tumbuh 6,10 persen.

BACA JUGA: Industri Plastik Masih Bergantung Bahan Baku Impor

Menurunnya pertumbuhan ekonomi Malut dipengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional yang terdampak ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2016 hanya tiga persen.

Artinya, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang 3,2 persen. Sedangkan prospek ekonomi Malut pada 2017 diperkirakan berada di rentang 5,56-6,06 persen.

Agar ekonomi Malut lebih kinclong pada tahun depan, Kepala Kantor Perwakilan BI Malut Dwi Tugas Waluyanto menawarkan sejumlah resep.

Langkah ini perlu dijadikan prioritas utama dalam kebijakan pemerintah daerah di Malut.

Yaitu pengembangan sektor atau komoditas ekonomi baru seperti perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan dan pariwisata.

Selanjutnya, penerapan pelayanan terpadu satu pintu yang konsisten dan bebas dari pungli.

Yang terakhir, bantuan nyata pada sektor pengangkutan komoditas ketahanan pangan atau komoditas unggulan.

Seperti penambahan frekuensi penyeberangan antarpulau, subsidi transportasi komoditas pangan, dan pengawasan ketat pada proses bongkar muat di pelabuhan.

Sementara itu, angkatan kerja di Malut hingga Agustus 2016 mencapai 524,5 ribu.

Ini menunjukkan kenaikan sebesar 10.900 dibandingkan Agustus 2015.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Malut menunjukkan ada kenaikan sebesar 2,13 persen.

Dari total angkatan kerja pada Agustus 2016, terdapat 503,5 ribu orang yang termasuk kategori bekerja.

Sedangkan 21 ribu lainnya termasuk kategori pengangguran terbuka.

Jumlah penduduk yang bekerja meningkat sebanyak 20.900 dibanding keadaan Agustus 2015.

Terdapat penurunan jumlah pengangguran terbuka sebesar sepuluh  ribu orang jika dibandingkan Agustus 2015. (onk).

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 2017, Kebutuhan Semen Mencapai 65,1 Juta Ton


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler