Kenaikan Harga Minyak Dunia tak Pengaruhi Kebijakan BBM 1 Harga

Rabu, 07 Desember 2016 – 08:27 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Harga minyak dunia diprediksi bisa mencapai USD 60 per barel pada tahun depan.

Hal itu tak lepas dari keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memangkas jumlah produksi minyak mentah 1,2 juta barel per hari (bph).

BACA JUGA: Jokowi Minta Rupiah tak Hanya Dibandingkan Dengan Dolar AS

Meski demikian, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai, pemerintah belum akan mengubah asumsi-asumsi di APBN 2017.

Terutama harga minyak dan asumsi penerimaan negara.

BACA JUGA: Underpass Manggarai Diharapkan Beroperasi Sebelum Tahun Baru

Mantan managing director Bank Dunia tersebut meragukan harga minyak dunia mampu naik signifikan meski jumlah pasokan minyak dari anggota-anggota OPEC dibatasi.

Sri mengakui, pengumuman OPEC yang memangkas produksi minyak dunia cukup mengagetkan.

BACA JUGA: Izin Investasi Sektor Pariwisata Bakal Dipermudah

Namun, muncul pertanyaan apakah pemangkasan suplai minyak mentah 32,5 juta barel per hari sesuai dengan permintaan minyak pada tahun depan.

Dengan koreksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun depan, permintaan minyak dunia diperkirakan tidak terlalu tinggi.

’’Karena itu, harga minyak dunia sulit bertahan di level tinggi dalam jangka panjang,’’ kata Sri Mulyani dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, kemarin (6/12).

Menurut ekonom Universitas Indonesia tersebut, kondisi perekonomian global pada tahun depan masih menantang.

Alasannya, banyak peristiwa geopolitik yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia.

Misalnya, keluarnya Inggris dari Uni Eropa, referendum konstitusi di Italia, serta pemilu di Prancis dan Jerman.

’’Semuanya akan berpengaruh terhadap proyeksi pemulihan di Eropa yang berdampak pada permintaan minyak,’’ terangnya.

Permintaan minyak yang terkait dengan kondisi perekonomian Amerika Serikat juga dipengaruhi arah kebijakan Donald Trump.

Selain itu, AS memiliki gas serpih (shale gas) yang mampu menjadi pengganti minyak mentah.

’’Saya melihat kans-nya masih 50:50,’’ ujar Sri.

Dengan kondisi yang belum pasti tersebut, Sri menilai, lonjakan harga minyak dunia pada tahun depan tidak jauh melebihi proyeksi pemerintah di APBN 2017, yakni USD 45 per barel.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengakui, pihaknya masih menghitung pengaruh kenaikan harga minyak dunia terhadap harga BBM yang rutin direvisi setiap tiga bulan.

’’Sedang diformulasikan. Belum tahu juga harga minyak dunia berapa,’’ katanya.

Namun, Dwi memperkirakan, harga minyak dunia tidak melonjak secara signifikan dalam waktu dekat.

’’Nanti ketemu keseimbangan baru. Tidak mungkin melonjak lebih cepat. Keseimbangannya pada USD 50 hingga USD 60 per barel,’’ jelasnya.

Dwi meyakini, kenaikan harga minyak dunia tidak memengaruhi kebijakan BBM satu harga pada awal tahun depan.

’’Nanti ada formulasi tersendiri, pakai mekanisme subsidi silang. Tahun depan ada 22 penyalur yang dikembangkan,’’ katanya. (ken/dee/c22/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadin Minta Regulasi Penguat untuk e-Commerce


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler