jpnn.com, SURABAYA - Ketua Bidang Usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim Sulistyanto mengatakan, produksi susu pada tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan 2017 lalu.
Pada 2017, rata-rata produksi susu 1.025 ton per hari. Saat ini rata-rata produksi susu di Jatim sekitar 1.060 ton per hari.
BACA JUGA: Nilai Ekonomis Produk Susu Sapi Perah Sangat Menguntungkan
Itu berarti ada kenaikan meski masih kurang dari lima persen. Padahal, kebutuhan mencapai 1.600–1.700 ton per hari.
’’Targetnya bisa tumbuh 15 persen, tetapi sulit. Sebenarnya, untuk bisa memenuhi kebutuhan, tumbuh minimal sepuluh persen,’’ jelas Sulistyanto, Selasa (29/5).
BACA JUGA: 2020, Indonesia Darurat Susu Segar Dalam Negeri
Secara bulanan, produksi susu merangkak naik. Angka terendah tercatat pada Maret lalu, yakni sekitar 900 ton per hari.
Produksi susu diperkirakan berada di peak atau puncak pada September.
BACA JUGA: Ketahui Waktu Terbaik untuk Minum Susu
’’Tingkat kelahiran yang tinggi pada Juli–Agustus mendorong kenaikan produksi susu pada September. Kondisi itu terjadi tiap tahun,’’ ujar Sulistyanto.
Di tengah tingkat kelahiran yang tinggi itu, para peternak dituntut menyediakan pakan pada periode tersebut.
Padahal, bulan-bulan itu merupakan musim kemarau. Peternak sulit mencari pakan hijauan.
’’Nah, ini selalu terjadi tiap tahun, tapi tidak ada penanganan yang memadai,’’ ungkap Sulistyanto.
GKSI meminta ada koordinasi antara peternak, koperasi, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi untuk mendukung penyediaan pakan pada musim kemarau.
’’Sebelumnya, ada wacana menyuplai pakan, tapi hingga sekarang belum terealisasi,’’ kata Sulistyanto. (res/c14/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GKSI Tunggu Aturan Teknis Pengembangan Produksi Susu
Redaktur : Tim Redaksi