jpnn.com, JAKARTA - Penderita kanker tulang sering tidak menyadari muncul gejala penyakit berbahaya itu. Tanda-tandanya baru diketahui setelah stadium lanjut.
Bisa saat kankernya sudah membesar atau menyebar ke organ tubuh lain.
BACA JUGA: Kurang Makanan Berserat Picu Kanker
"Hal tersebut terjadi karena orang belum aware terhadap gejalanya," kata dokter spesialis ortopedi RSUD dr Soetomo dr M. Hardian Basuki SpOT (K).
Sebagian masyarakat, lanjut dia, justru melakukan tindakan-tindakan yang merugikan. Misalnya, sering terapi pijat atau mengompreskan air hangat pada benjolan di tulang.
BACA JUGA: Kematian Akibat Kanker di Amerika Menurun, Indonesia Kapan?
Padahal, pijat atau kompres air hangat itu justru membuat pembuluh darah melebar. Makanan untuk kanker semakin lancar. Akibatnya, kanker justru tumbuh kian subur.
Menurut Basuki, di RSUD dr Soetomo tren kanker tulang terus naik setiap tahun. Hingga Mei 2018, sudah ada 71 pasien yang datang berobat dengan kanker tulang.
BACA JUGA: Cegah Penyakit Kanker, Begini Caranya
Ada beberapa faktor penyebab kenaikan pasien itu. "Salah satunya adalah keberadaan BPJS. Orang jadi mau berobat. Sebab, selama ini kendala pasien adalah dana," tambahnya.
Selain itu, RSUD dr Soetomo memang menjadi rujukan terakhir dan tempat memperoleh penanganan komprehensif.
Banyak rumah sakit merujuk pasiennya untuk berobat ke RS Karang Menjangan itu. Penanganan kanker tulang tidak bisa hanya mengandalkan satu spesialis.
Dibutuhkan kerja sama berbagai pihak agar pasien tertangani dengan baik. Di Indonesia Timur baru ada tiga center penanganan kanker tulang. Yakni, Bali, Malang, dan Surabaya.
Kanker tulang beragam. Jenis osteosarcoma paling banyak diidap anak-anak usia remaja. Jenis itu memang paling banyak muncul di masa pertumbuhan. Pada masa itu terjadi pertumbuhan tulang dengan cepat. "Beberapa orang pertumbuhannya justru tidak terkontrol," jelas dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tersebut.
Penyebab pastinya belum diketahui. Namun, sebagian mengaitkannya dengan genetik. Kanker tulang juga sering terjadi karena penyebaran dari organ lain.
"Kanker payudara dan tiroid bisa menyebar hingga menyerang tulang," imbuhnya.
Karena itu, jika pengidap kanker tulang merasakan nyeri selain di tulang, segeralah menemui dokter. Cepat dicek. Siapa tahu sel kanker sudah menyebar.
Satu lagi yang penting diingat. Kata Basuki, pasien yang telah menjalani operasi tidak pernah kontrol lagi.
Mereka mengira penyakit kanker sudah sembuh. Tidak ada masalah lagi.
"Padahal, kanker bisa saja muncul lagi sewaktu-waktu. Kontrol rutin tetap harus dilakukan," ujar Basuki.
Deteksi sejak dini bisa menyelamatkan pasien dari amputasi. Salah satunya, segera memeriksakan diri ke dokter jika ada benjolan di tulang.
Tujuannya, benjolan di tulang cepat diketahui. Apakah akibat cedera, tumor jinak, atau tumor ganas.
"Biasanya cedera benjolan semakin mengempis. Tetapi, jika itu tumor, apalagi ganas, dia akan membesar dan terasa nyeri," tegasnya. (dwi/c10/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Tips Jitu Mencegah Kanker
Redaktur & Reporter : Natalia