jpnn.com - TAWAU - Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau kembali menggelar Apresiasi Prestasi dan Seni (APSI) Tingkat Sekolah Dasar (SD) 2015. Kompetisi pendidikan ini diikuti ratusan anak Buruh Migran Indonesia (BMI) di Sabah, Malaysia.
"Ini merupakan tahun ketiga. APSI pertama kita gelar tahun 2013 lalu," ungkap Kepala KRI Tawau, Muhammad Soleh, Sabtu (5/9).
BACA JUGA: Pemerintah Anaktirikan PTS dalam Bantuan Dana Riset
APSI merupakan program edukasi yang diinisasi KRI Tawau. Program ini menjadi kompetisi pendidikan paling bergengsi bagi anak BMI yang bersekolah di Community Learning Center (CLC) dan Learning Center Humana di Sabah.
Melalui APSI, murid-murid SD unjuk prestasi dalam kompetisi cerdas cermat, menggambar, pidato dan bernyanyi. Materi yang diperlombakan sepenuhnya bermuatan kurikulum Indonesia.
BACA JUGA: Jangan Sampai Anak Buruh Migran yang Hebat Diklaim Malaysia
"Anak-anak ini dibimbing guru-guru yang luar biasa. Lihat aja kemampuan mereka. Ada yang jago berpidato, bernyanyi dan menggambar," puji Soleh.
"Sejujurnya anak-anak BMI ini tidak kalah hebatnya dengan anak-anak lain yang bersekolah di tanah air," sambungnya.
BACA JUGA: Ribuan GTT Minta Diangkat jadi CPNS
Berdasarkan data yang dikeluarkan Pelaksana Fungsi Sosial dan Budaya KRI Tawau, Dian Ratri Astuti, jumlah peserta APSI tahun ini sebanyak 70 murid. Mereka bertanding dalam 4 kategori yang diperlombakan.
Jumlah 70 peserta ini, dijelaskan Dian, merupakan finalis yang lolos seleksi di tingkat distrik Tawau, Kunak, Sandakan, Kinabatangan dan Lahad Datu. Total peserta yang mengikuti seleksi awal sebanyak 211 peserta dari 60 sekolah.
"Seleksinya cukup ketat. Jadi 70 peserta yang lolos ini akan memperebutkan predikat terbaik hari ini (Sabtu, Red)," beber Dian kepada Radar Nunukan (Grup JPNN.com).
Kompetisi APSI berlangsung di halaman kantor KRI Tawau, Jalan Sin Onn Batu 2 1/2 Tawau, Sabah Malaysia. Seluruh finalis hadir didampingi guru pembimbing masing-masing. APSI tidak hanya menciptakan pesan kompetisi. Melalui APSI, KRI Tawau memotivasi anak-anak BMI agar gigih menimba ilmu dan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki daya saing.
APSI turut menjadi ajang silaturahmi antar murid maupun guru-guru Indonesia di daratan Sabah. Dari semua kategori lomba, kompetisi cerdas cermat paling menyedot perhatian. Peserta secara berebutan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dewan juri.
Materi pertanyaan tentu saja seputar ilmu pengetahuan bermuatan Indonesia. Menjadi menarik ketika berbagai pertanyaan berhasil dijawab dengan mudah oleh peserta. Padahal, hampir sebagian besar diantara peserta belum pernah menginjakkan kaki ke Indonesia.
"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," jawab Iksan, salah seorang peserta cerdas cermat saat juri menanyakan bunyi sila kelima dalam Pancasila.(dra/ris/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh.. Ahok Minta Jokowi Bubarkan IPDN
Redaktur : Tim Redaksi