jpnn.com, PEMATANG SIANTAR - Polsek Tanah Jawa menggelar rekontruksi pembunuhan seorang bayi dengan RS, Senin (24/7).
Dua putri tersangka turut hadir menyaksikan saat ibu mereka memerankan adegan demi adegan peristiwa mengerikan tersebut.
BACA JUGA: Rumah Dilalap Si Jago Merah di Siantar, Nenek 89 Tahun Terbakar
Bahkan, mereka menjerit histeris saat melihat ibunya memerankan saat ibunya melahirkan, membekap mulut bayi hingga mengubur bayi laki-laki yang seharusnya menjadi adik mereka.
Dua putrinya yang masih mengggunakan seragam SMA dan SMP sempat memeluk erat RS. Suasana haru benar-benar meliputi lokasi rekontruksi di Mapolsek Tanah Jawa, Senin (24/7).
BACA JUGA: Pria Ini Akhiri Hidup dengan Cara Mengenaskan Setelah 10 Tahun Cerai dengan Istrinya
“Kenapa nasib kita harus seperti ini, mak. Sementara teman- teman kami di kampung bisa mendapat cinta dan perhatian dari orang tuanya. Tapi kami saat ini harus hidup mandiri tanpa didampingi orang tua lagi,”tangis kedua putrinya,
RS ikut menangis sambil berusaha menenangkan kedua putrinya. Perlahan RS mengusap pipi anaknya sambil membelai rambutnya. Perlahan tersangka membisikkan kepada putrinya, bahwa suatu waktu mereka akan kembali berkumpul. Berpesan agar anak-anaknya iklas dirinya menjalani hukuman.
BACA JUGA: Dijuluki The God Father, Bapak Ini dan Dua Putranya Kompak Bisnis Narkoba
Dalam rekonstruksi pembunuhan bayi yang baru lahir ini, RS memperagakan adegan per adegan di Mapolsekta Tanah Jawa.
Tersangka merupakan warga Huta VI Pondok II Nagori Buntu Bayu Kecamatan Hatonduhan disangkakan melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap anak sebagaimana dimaksud pasal 80 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang RI no 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI no 2002 tentang perlindungan anak.
Tersangka mendapat ancaman hukuman 15 tahun penjara dan ancaman hukuman maksimal seumur hidup atas kejadian pa Rabu (31/5) lalu di perladangan kelapa sawit di Nagori Buttu Bayu.(iwa/esa)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bosan dengan Istri, Suami Garap Dua Anaknya, Ini Dia Muka Pelakunya...
Redaktur & Reporter : Budi