jpnn.com - JAKARTA – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Maluku Utara Kombes Pol Ely Djamaludin menyangkal dirinya terjaring razia gabungan yang dilakukan TNI, Polri, BNN Maluku Utara, dan Satpol PP Kota Ternate.
Ely mengaku keberadaanya di salah satu ruangan di Royal'S Karaoke karena ikut memantau razia yang dipelopori Detasemen POM TNI AD Pattimira XVI/I Ternate dan BNN Maluku Utara. Karena sebelumnya, ia mendapat informasi bahwa tempat karaoke itu sering dimasuki pelaku penyalahgunaan narkoba.
BACA JUGA: PKS Tak Yakin Fahri Hijrah ke Demokrat
“Bagaimana saya dirazia, saya yang tanda tangan surat perintah penugasan. Dua anak (buah) saya ikut terlibat dalam tim. Jadi saya pantau mereka (tim gabungan) karena sering ada laporan,” ujarnya melalui keterangan tertulis diterima, Rabu (21/4) dini hari.
Menurutnya, jika benar dirinya terjaring razia maka dia tidak akan menunggu petugas memeriksa semua pengunjung dan memilih lebih dulu pulang ke rumah. Namun yang terjadi, dia ikut memantau hingga tim gabungan ini usai menjalankan tugas.
BACA JUGA: Indonesia Akan Menjadi Pusat Anti Penuaan Dini Dunia
“Kalau saya terjaring, kenapa harus tunggu mereka (petugas) sampai selesai? Kalau terjaring pasti saya sudah turun duluan untuk pulang. Bukan saya membela diri, tapi saya bicara fakta,” cetus perwira menengah yang berencana maju sebagai calon Bupati Maluku Tengah menantang petahana Abua Tuasikal.
Disinggung miras dalam ruangan yang ditempatinya, Ely mengaku tidak mengetahui. Dia juga membantah ditemukan berada dalam ruang karaoke.
BACA JUGA: Jumat Ini Mendagri Lantik Beberapa Pemenang Pilkada di Jakarta
“Saya tidak mengerti lagi soal itu (miras), bagaimana miras ada di dalam. Saya tidak di ruangan,” kata Edy.
Elly mengaku heran dengan kasus yang dialaminya saat ini. Dia menegaskan, keberadaannya di lokasi razia tersebut untuk bertugas melakukan pengawasan.
“Saya kan Kepala BNN Maluku Utara, wajar saja kan kalau saya di lokasi untuk melihat anak buah saya bertugas. Saya memang di lokasi saat itu, namun tidak sedang berada di dalam room karaoke,” kata pria yang berencana bertarung pada Pilkada Maluku Tengah 2017 mendatang.
Kasus ini ditenggarai sebagai black campaign terkait rencana Elly mencalonkan diri menjadi Bupati Maluku Tengah menantang incumbent Abua Tuasikal.
Atas kasus ini, Ely telah mendatangi Kantor BNN Pusat di Jakarta untuk memberikan klarifikasi. Jika diminta untuk melakukan tes urine, dia mengaku siap.
“Saya sudah klarifikasi masalah ini ke Kabag Humas BNN. Saya pun siap untuk melakukan tes urin atau uji narkoba. Malah saya tantang untuk dilakukan tes urine, karena saya merasa benar,” tegasnya.
Elly diminta masyarakat untuk maju sebagai calon bupati Maluku Tengah menantang bupati yang kini menjabat Abua Tuasikal. Dia meyakini masalah ini merupakan fitnah terkait rencananya mencalonkan diri pada Pilkada Kabupaten Maluku Tengah 2017.
Atas kasus ini, Elly telah mendatangi Kantor BNN Pusat di Jakarta untuk memberikan klarifikasi. Jika diminta untuk melakukan tes urine, dia mengaku siap.
“Saya sudah klarifikasi masalah ini ke Kabag Humas BNN. Saya pun siap untuk melakukan tes urin atau uji narkoba. Malah saya tantang untuk dilakukan tes urine, karena saya merasa benar,” tegasnya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Mantan Wakil Presiden Ogah Masuk Lapas Salemba
Redaktur : Tim Redaksi