Kepala BPIP Ajak WNI di Brunei Darussalam Jaga Persatuan dan Kesatuan Jelang Pemilu 2024

Kamis, 23 November 2023 – 16:13 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi saat hadir sebagai pembicara kunci pada acara Pembinaan Ideologi Pancasila bagi diaspora Indonesia di Brunei Darussalam pada Rabu (24/11) malam. Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, BANDAR SERI BEGAWAN - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi mengajak warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Brunei Darussalam untuk menjaga persatuan dan kesatuan apalagi di tengah menyambut pesta demokrasi 2024.

Hal itu disampaikan Prof Yudian Wahyudi saat hadir sebagai pembicara kunci dalam acara Pembinaan Ideologi Pancasila bagi diaspora Indonesia di Brunei Darussalam yang diselenggarakan BPIP pada Rabu (24/11) malam.

BACA JUGA: BPIP Gelar Diklat Pengajar PIP Berbasis Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila

Selain semangat persatuan dan gotong-royong, Presiden Asosiasi Rektor Perguruan Tinggi Islam se-Asia itu juga menekankan untuk menjaga Ideologi Pancasila dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di Negeri Petro Dolar tersebut.

 "Karena dengan Pancasila, kita telah diberikan segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa," kata Prof Yudian.

BACA JUGA: Kepala BPIP Resmikan Djoglo Soekarno, Pusat Literasi Pancasila di Desa Talunombo

 Tidak hanya itu, lanjut Prof Yudian, tantangan di tengah pesta demokrasi banyak sekali berita bohong, kampanye hitam, dan saling menjatuhkan.

Karena itu, dia berharap kepada masyarakat khususnya Diaspora untuk mengamalkan nilai Pancasila.

BACA JUGA: Stafsus BPIP Tegaskan Anak Muda Butuh Pelajaran Berpikir Kritis dan Literasi

 Dalam kesempatannya tersebut, Prof Yudian juga menyosialisasikan Salam Pancasila kepada warga Indonesia dari berbagai latar belakang di Brunei Darussalam.

 "Salam Pancasila merupakan salam yang diadopsi oleh Presiden ke-5 RI dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof DR (HC) Hj. Megawati Soekarnputri pada tahun 2017," terangnya.

Dia menyampaikan Salam Merdeka yang disampaikan Presiden Soekarno melalui maklumat X pada 31 Agustus 1945 bertujuan sebagai salam persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa mengenal perbedaan agama, suku dan tradisi kedaerahan.

 Sementara itu, jelas Prof Yudian, maksud dari mengucapkan 'Salam Pancasila' adalah mendoakan orang yang diucapkan salam agar hidup selamat, damai dan aman di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Adapun terkait penggunaannya, Salam Pancasila digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya dari berbagai agama.

 "Salam Pancasila digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya atau audiensinya terdiri dari berbagai agama,” jelasnya.

 Dalam pertemuan yang bertajuk 'Pancasila dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara' tersebut, Kepala BPIP menjelaskan bahwa Salam Pancasila merupakan salah satu bentuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam berbangsa dan bernegara.

Dia juga berharap masyarakat Indonesia di Brunei Darusslam untuk tetap bersyukur, karena Negara Republik Indonesia (NKRI) memiliki segala-galanya, termasuk Pancasila sebagai salah satu mukjizat Bangsa Indonesia, selain Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan RI.

"Mengapa Sumpah Pemuda, Proklamasi dan Kemerdekaan RI dikatakan sebagai mukjizat? Karena kejadian atau peristiwa-peristiwa tersebut sulit untuk dijangkau oleh akal manusia," papar Prof Yudian.

Pasalnya, lanjut Prof Yudian, Bangsa Indonesia yang pada saat itu dalam keadaan terjajah dan kalah segala-galanya dari penjajah, khususnya dalam hal teknologi persenjataan militer saat itu, mampu bangkit dan menyatakan diri sebagai sebuah bangsa melalui Sumpah Pemuda, memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

"Hadirnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, bahasa dan agama,” jelasnya.

 Prof Yudian mengatakan Proklamasi Indonesia adalah paling hebat, terbesar sepanjang sejarah umat manusia.

"Proklamasi Indonesia yang dikumandangkankan hanya sekitar 50-an detik, bukan hanya membebaskan satu bangsa, tetapi setidaknya 57 kerajaan di Nusantara, dilakukan tanpa didukung teknologi militer canggih dan dilakukan melalui revolusi tidak berdarah. Itu pun proklamatornya adalah seorang sipil (Soekarno dan Mohammad Hatta)," imbuhnya.

 Sementara itu, dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang, Prof Yudian mengajak masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Dia berpesan masyarakat jangan mudah diadu domba. Perbedaan pilihan jangan dijadikan alasan untuk memecah belah satu sama lain.

Pemilu adalah salah satu aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, khususnya yang terkait dengan sila keempat tentang demokrasi.

Kepala BPIP juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan pemilu sebagai suatu proses untuk mendapatkan pemimpin-pemimpin eksekutif dan legislatif yang baik dan amanah, yang memimpin Bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya, menjadikan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

 Narasumber dari BPIP lainnya, yaitu Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Jaringan Prakoso, Deputi Pengkajian dan Materi Surahno, dan Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila Aris Heru Utomo.

Ketiga narasumber ini berbicara, antara lain mengenai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila, sejarah kelahiran, perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, dan pemaparan makna lagu Indonesia Raya 3 stanza.

Wakil Kepala Perwakilan Duta Besar Irwan Iding yang membacakan sambutan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Achmad Ubaedillah menyambut baik kedatangan BPIP yang sudah menyapa WNI di Brunei Darussalam.

 "Ini mengingatkan kita akan semangat persatuan, kecintaan terhadap bangsa dan mengharumkan nama Bangsa," kata Irwan Iding.

Dia meminta kepada Diaspora untuk menjaga persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu 2024.

 "Sebentar lagi kita akan melaksanakan pesta demokrasi, aktualisasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dimaknai dalam membangun dan memperkuat bangsa," pesannya.

 Dia menyampaikan Pancasila yang merupakan ideologi dasar negara yang digali dari nilai luhur bangsa maka harus dilaksanakan dalam perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

 Irwan juga mengingatkan untuk meningkatkan semangat gotong-royong, semangat persatuan dan kesatuan.

 "Sebagai masyarakat Indonesia hendaknya kita saling bantu, saling asuh dan saling komunikasi sekalipun kita memilki perbedaan politik tapi menjaga persaudaraan dan persatuan,"pungkasnya.

Sebagai informasi, hadir juga dalam kesempatan tersebut pejabat pimpinan tinggi dan pegawai di lingkungan KBRI Brunei Darussalam, akademisi, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta masyarakat lainnya di Brunei Darussalam. (mrk/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler