Kepala BPIP Beber Peran Besar Muntok dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Rabu, 27 Juli 2022 – 19:00 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi bersama Sekretaris Umum BPIP Adhianti mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Bangka Barat, Selasa (26/7). Foto: Dokumentasi BPIP

jpnn.com, MUNTOK - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi menyebut Muntok, sebuah wilayah di Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, memiliki peran besar untuk Indonesia.

Sebab, para pendiri bangsa yang pernah diasingkan di daerah ini, di antaranya Bapak Proklamator Soekarno dan M Hatta.

BACA JUGA: BPIP Terus Populerkan Salam Pancasila tanpa Ganggu Akidah

"Di sini ada cerita sejarah yang tidak tersentuh," kata Prof Yudian saat membuka pameran foto sejarah di Museum Timah Indonesia Muntok, Selasa (26/7).

BACA JUGA: Kepala BPIP Dorong Dunia Kedokteran Implementasikan Nilai-nilai Pancasila

Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi saat membuka dan menghadiri pameran foto sejarah di Museum Timah Indonesia Muntok, Selasa (26/7). Foto: Dokumentasi BPIP.

Selain membuka pameran foto, Prof Yudian Wahyudi didampingi Sekretaris Utama BPIP Adhianti juga melanjutkan kunjungan jejak sejarah pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta di Wisma Ranggam dan Bukit Menumbing.

BACA JUGA: Pancasila Jadi Mata Ajar Wajib, BPIP: Universitas Jember akan Jadi Benteng Pendobrak

"Kita patut bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan perjuangan para pendiri bangsa dan ideologi Pancasila sampai saat ini masih merasakan kemerdekaan," ucapnya.

Berbekal perjuangan para pendiri bangsa tersebut dan ideologi Pancasila yang dipegang teguh bangsa Indonesia, mencatatkan sejarah banyak negara terpecah bela pascaperang dunia kedua, namun tidak dengan Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengaku sampai saat ini tidak pernah ada kasus kerusuhan atau intoleransi berkepanjangan di daerahnya.

Masyarakat Bangka Belitung, kata Ridwan, sangat menjaga kebhinekaan.

Hal itu bisa dilihat dari sejumlah tempat ibadah yang dibangun berdampingan, tetapi jemaahnya masing-masing saling menghormati.

"Memang kalau lihat di catatan buku gegap gempita gerakan kemerdekaan di wilayah lain mungkin lebih terekam," ujarnya.

Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi saat mengunjungi tempat pengasingan Bung Karno di Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung. Foto: Dokumentasi BPIP.

Menurutnya, kepemimpinan Bung Karno sangat terasa kedekatannya dan sangat membekas di masyarakat Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka Barat.

"Saya yakin kunjungan ini tak hanya membangkitkan romantisme masa lalu, namun juga membangkitkan semangat pembangunan di Bangka Barat, pembangunan yang lebih Indonesia oriented," harapnya.

Dia menegaskan akan melakukan pembangunan dengan program atau kegiatan di daerahnya berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

"Ke depan insyaallah kami akan meneruskan pembangunan negeri ini berdasarkan Pancasila, berideologi Pancasila dalam bentuk kekinian," ujar Ridwan.

Bupati Bangka Barat Sukirman mengucapkan terima kasih kepada BPIP yang sudah melaksanakan kunjungan kerja ke daerahnya.

"Foto-foto dan sejarah di Kota Muntok bukan hanya milik warga Bangka Barat, tetapi ini juga merupakan milik dunia", ujarnya.

Dia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah pusat sehingga ada pengembangan pembangunan museum-museum tempat peninggalan para pendiri bangsa tersebut.

Kepala BPIP bersama rombongan juga menyosialisasikan salam Pancasila sebagai salam kebangsaan.

Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP KA Tadjuddin menjelaskan filosofi salam Pancasila untuk meningkatkan semangat kebangsaan seluruh bangsa Indonesia.

"Kalau dulu, pekik kemerdekaan itu semangat dalam perjuangan. Sekarang dalam mengisi kemerdekaan dengan semangat Pancasila dan semangat kebangsaan," jelasnya.

Tadjuddin berharap dengan kegiatan ini semua nilai-nilai Pancasila makin tertanam lagi di dalam hati sanubari bangsa Indonesia, terutama generasi milenial.

"Nah, ini dalam membentengi dari masuknya idelogi lain, selain Pancasila," pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler