jpnn.com, NATUNA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi mengunjungi Batalyon Komposit 1/Gardapati, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Kunjungan tersebut dilakukan Prof Yudian untuk memberikan semangat dan motivasi kepada prajurit TNI yang bertugas di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) Natuna.
BACA JUGA: BPIP Lantik 1.147 Purna-Paskibraka se-Jatim Jadi Duta Pancasila, Begini Pesan Gubernur Khofifah
Sebagai titik terluar Indonesia, Natuna memiliki akar historis yang kuat sebagai tempat berlabuh bagi beragam suku bangsa.
BACA JUGA: Demi Misi Ini, BPIP Gelar DKT untuk Tingkatkan Wawasan & Keterampilan SDM Kehumasan
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi menuliskan pesan dan kesan saat mengunjungi Batalyon Komposit 1/Gardapati. Foto: Dokumentasi Humas BPIP
"Dalam catatan historis, ada Kerajaan Sriwijaya yang saat itu menyinggahi Natuna sebagai tempat berteduh dari amukan badai Laut Cina Selatan yang ganas," kata Prof Yudian Wahyudi dalam kesempatan itu.
Dia menuturkan Kepulauan Natuna pada masa itu menjadi tempat berteduh sekaligus tempat mengisi air bersih dan perbekalan lainnya guna meneruskan pelayaran.
BACA JUGA: Inilah Penyebab Natuna Jauh dari Konflik dan Intoleransi, Kepala BPIP Sampaikan Hal Ini
"Pelayaran yang melewati Kepulauan Natuna pada masa itu dilakukan. karena aktivitas perdagangan dengan China, Siam dan Campa," terangnya.
Melalui akar historis itulah, lanjut Prof Yudian, Natuna sudah tercatat sebagai salah satu pusat jalur perdagangan internasional yang menghubungan Laut Tiongkok Selatan dengan Samudera Hindia.
"Jalur ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi bagi penggunanya sehingga keamanan lalu lintas ini sangat penting," mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Dia menegaskan fungsi keamanan teritorial inilah yang menjadi tugas dan kewenangan TNI agar warga Indonesia hidup dengan aman dan tenteram.
Prof Yudian juga menambahkan Natuna menjadi salah satu prioritas pembangunan, baik pembangunan dalam segi infrastruktur maupun sumber daya manusianya.
Sementara itu, Komandan Batalyon Komposit 1/Gardapati Letkol Infanteri Saiful Rizal menyebutkan bahwa kuliah umum yang disampaikan Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi dihadiri lebih 200 prajurit TNI.
"Masih banyak anggota kami yang berada di pos perbatasan untuk bertugas sehingga tidak sepenuhnya kami tarik di sini sebagai bagian ikhtiar kami untuk menjaga teritorial Republik Indonesia," kata Letkol Saiful Rizal.
Dia berharap dengan kehadiran Prof Yudian akan mampu menumbuhbangkitkan semangat prajurit TNI untuk melakukan pengabdian dengan sepenuh hati bagi NKRI. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi