JAKARTA – Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah ditetapkan sebagai capres oleh partai Demokrat diingatkan untuk tidak meremehkan koalisi bentukan Golkar dan PDIPSebab, kedua partai ini punya cukup banyak kader yang duduk di kursi kepala daerah.
Pengamat politik dari Reform Institute Yudi Latif mengatakan, jika mesin Golkar dan PDIP di birokrasi digerakkan maka hal itu jelas akan menyusahkan SBY untuk bisa menang mudah
BACA JUGA: Emir Bantah Ada Uang Aspirasi
“Golkar dan PDIP menguasai lebih dari 75 persen pimpinan daerah mulai bupati, walikota maupun GubernurMenurutnya, pertarungan antara SBY melawan koalisi Golkar dan PDIP pada Pilpres nanti adalah perlawanan antara blok politik yang mengandalkan instrument partai dari pusat hingga daerah melawan kekuatan yang murni mengandalkan figur dan popularitas SBY
BACA JUGA: Lomba Sadar Foto Wisata
“Jadi kalau mereka benar-benar kerja keras ini akan luar biasa,” tambahnya lagi.Meski demikian Yudi masih menyangsikan koalisi antara Golkar dengan PDIP bakal terwujud
BACA JUGA: SBY : Biarkan KPU Independen
Lebih lanjut Yudi mengatakan,koalisi antara Golkar dan PDIP bisa terjadi bila mereka ada yang mau mengalah“Saya kira mundur satu langkah untuk memenangkan pertarungan tak masalah,” tegasnya.
Yudi menambahkan, perkembangan sekarang ini memang belum jelasbahkan bukan tak mungkin bersatunya PDIP-Golkar itu justru makin menguatkan partai-partai kecil yang dimotori Gerindra, PAN dan PPP untuk berkoalisi dan mengusung nama lainDengan demikian, ada tiga pasang capres-cawapres di pilpres mendatang.
Sedangkan pengamat politik Bachtiar Effendy mengatakan, mengalahkan SBY saat ini tidaklah mudahDi sisi lain, katanya, menyatukan Golkar dan PDIP juga bukan urusan yang gampang
Bachtiar justru menyarankan PDIP dan Golkar sama-sama mengalah dan memunculkan satu tokoh yang disepakati oleh dua kubu"Misalnya saja mengajukan nama Sri Sultan Hamengkubuwono XSultan orang Golkar tetapi juga dianggap paling dekat (Megawati), bisa diterima dan juga tidak ada masalah dengan PDIP,” katanya. Sedangkan untuk kursi cawapresnya, Bachtiar menilai kursi itu bisa diisi tokoh dari luar Jawa, atau justru mengambil mantan TNI.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji 13 Tunggu Perpres
Redaktur : Tim Redaksi