Kepala Dipenggal, Ditenteng Sejauh 3 Km, Dipajang di Salib Kuburan

Kamis, 01 Desember 2022 – 18:49 WIB
Kepolisian Kota Sagay melakukan olah TKP di ladang tebu tempat pembunuhan sadis terhadap perempuan bernama Gelly Recodo, Sabtu (26/11). Foto: Sun Star

jpnn.com, MANILA - Sabtu lalu (26/1) menjadi hari menyeramkan bagi warga Barangay Maquiling di Kota Sagay, Provinsi Negros Occidental, Filipina.

Saat hari masih pagi, warga setempat digegerkan oleh seorang pria yang berjalan menenteng kepala manusia. Kepala tanpa tubuh itu diletakkan di salib kuburan.

BACA JUGA: Sadis... Tangan Kiri Menenteng Kepala, Tangan Kanan Membawa Parang

Kepala itu milik Gelly Recodo. Perempuan berusia 58 tahun itersebut dibunuh oleh tetangganya sendiri.

Adapun tersangka pembunuhan keji itu adalah seorang pria bernama Randy Maniego (35). Motifnya soal uang.

BACA JUGA: Sadis... Kepala Pak Tua Ini Dipenggal Dijadikan Tumbal agar Panen Melimpah

Menurut Kepala Kepolisian Kota Sagay Letkol Roberto Indiape, awalnya korban bersama keponakannya, Bernalyn Abranilla, berjalan menuju pasar.

Namun, tiba-tiba ada Randy yang membawa bolo atau parang langsung membacok Gelly dan Abranilla.

BACA JUGA: WN Filipina Dievakuasi dari Kapal Tanker Berbendera Liberia

Beruntung, Abranilla lolos dari amarah Randy. “Abranilla bisa melarikan diri meski jarinya terluka, sedangkan bibinya (Gelly) tersandung dan jatuh,” kata Roberto.

Dengan amarah tak terkendali, Randy menetak Gelly menggunakan bolo. Dia memenggal kepala korban.

Setelah itu, Randy meninggalkan tubuh korban di ladang tebu. Dia lantas menenteng kepala yang berkucuran darah melewati jalanan.

Selanjutnya, Randy berjalan sejauh tiga kilometer sampai permakaman umum Barangay Maquiling. Di situlah dia meletakkan kepala korbannya di salib kuburan.

Polisi yang mendengar laporan soal itu langsung bergerak. Randy ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan.

Di depan polisi, Randy mengaku membunuh Gelly yang menurutnya egois. Kasus itu bermula ketika korban menggaduhkan kerbaunya yang masih kecil kepada tersangka.

Dengan sistem gaduh, Randy berhak memperoleh komisi ketika kerbau yang dipiaranya diambil oleh pemiliknya.

Akhirnya setelah 12 tahun, Gelly mengambil kerbaunya dari Randy. Sebagai pemilik, Gelly bermaksud menjual kerbaunya yang digaduhkan itu.

Mereka berdua juga sepakat soal komisi sebesar Philippine Peso (PHP) 20 ribu atau sekitar Rp 5,5 juta untuk penggaduh.

Namun, setelah kerbau itu terjual, Gelly mengingkari kesepakatan soal komisi. Dia hanya mau memberikan PHP 10 ribu atau sekitar Rp 2,75 juta kepada Randy.

Itu pun Gelly tidak langsung memberikan semuanya. Ternyata Randy hanya menerima PHP 3.000 atau Rp 830 ribu.

Hal itulah yang menyulut amarah Randy. Meski demikian, tersangka tidak menyesali perbuatannya.

Dalam wawancara dengan media, Randy menyatakan dirinya dan Gelly sudah imbang alias tidak punya utang piutang.

Kepolisian memastikan Randy tidak sedang menggunakan narkoba saat menghabisi Gelly. Selain itu, Randy juga tidak memiliki catatan kriminal sebelum pembunuhan sadis itu.(SunStar/JPNN.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler