Kepala Sekolah Jangan Seenaknya Menambah Guru

Kamis, 20 Juni 2019 – 22:37 WIB
Murid SDN 019 Perumahan Villa Mukakuning, Tembesi, Sagulung bersalaman dengan gurunya saat pertama masuk sekolah beberapa waktu lalu. Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

jpnn.com, BATAM - Keinginan orang tua untuk memasukkan anaknya ke sekolah negeri di berbagai daerah relatif tinggi, termasuk di Kota Batam, Kepulauan Riau. Kondisi ini membuat jumlah guru yang dibutuhkan setiap tahunnya selalu meningkat.

Sehingga mau tidak mau, kebutuhan tenaga guru ini harus ditambah, walaupun usulan yang diajukan kepada pemerintah di tingkat pusat tidak selalu sesuai kebutuhan.

BACA JUGA: PGRI Mendatangi Disdik Badung: Mengapa Guru Tetap Masuk Saat Liburan Sekolah?

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, menyampaikan, pihaknya terpaksa memaksimalkan potensi guru yang tersedia untuk mendidik anak-anak di sekolah negeri.

“Kita maksimalkan yang ada sekarang, kalau sesuai aturan yang ada tentu tidak mencukupi,” jelasnya, Kamis (20/6/2019).

BACA JUGA: Mendikbud: Semua Guru Harus Punya Pengalaman Mengajar di Wilayah 3T

BACA JUGA: Polda Metro Jaya Pastikan Telah Proses Hukum 35 Anak Tersangka Kerusuhan 22 Mei

“Sekarang guru-guru kita belajar melebihi jam seharusnya,” katanya lagi.

BACA JUGA: 138 Ribu Guru Madrasah Mengikuti Seleksi PPG yang Dimulai 20 Mei

Untuk menjaga kualitas anak-anak didik, Rudi mengharapkan penambahan jumlah guru bisa segera direalisasikan.

Mereka yang nantinya akan menjadi guru, juga diharapkan bisa memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan.

“Kepala sekolah jangan seenaknya menambah guru, walaupun memang hal tersebut menjadi kebutuhan sekolah,” ujarnya.

“Ke depan menyeleksi guru tidak boleh kepala sekolah, akan saya tes melalui mekanisme yang kita buat. Kalau nilainya di bawah standar maka tidak akan kita luluskan,” kata Rudi lagi.

BACA JUGA: Tiga Pembobol Mesin ATM Asal Lampung Digulung Polda Metro Jaya

Kompetensi ini, lanjut Rudi, memang menjadi hal utama yang harus diperhitungkan.

Jika nantinya kualitas guru tidak sesuai, maka akan berakibat pada anak-anak didik yang diajarkan.

Hal utama yang ditakutkan Rudi akibat masalah itu, adalah munculnya ego yang dapat mengganggu stabilitas belajar mengajar di sekolah.

“Kalau nilainya terlampau rendah, jadinya anak murid yang mengajar guru. Kalau guru yang diajar, anaknya juga yang kena, padahal anak itu bisa saja lebih jago,” kata Rudi lagi.(bbi)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Nyata JIS Ikut Tingkatkan Kualitas Pengajar Sekolah Negeri


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler