Kepsek Pastikan Semua Pelaku Video Mesum Sudah Diberi Sanksi

Selasa, 29 Oktober 2013 – 18:51 WIB

jpnn.com - :vid="9718"

JAKARTA--SMP 4 Jakarta, mendadak tenar. Tapi sayangnya, kali ini bukan tenar karena prestasi, melainkan akibat ulah 7 muridnya. 6 siswi dan 1 siswa, terlibat dalam video mesum yang dilakukan di ruang kelas kosong.

BACA JUGA: KPAI Tegaskan Pelajar Pemeran Video Mesum Korban Bullying

Video mesum ini pun memancing reaksi keras mulai dari kalangan politisi, akademisi, Gubernur DKI Joko Widodo hingga Menteri Pendidikan M Nuh ikut mengomentari kekecewaan atas kejadian ini. Orang tua AE, pemeran wanita dalam video mesum tersebut sudah memberi klarifikasi dengan mengatakan anaknya adalah korban bullying teman-temannya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ikut turun tangan. 7 pelajar tersebut kini sudah mendapatkan sanksi skorsing dari sekolah dan kasusnya masih bergulir di kepolisian. Kepala SMP 4 Jakarta, Achmad Jazuli mengaku pihaknya kecolongan atas kasus tersebut dan berharap kejadian itu menjadi pelajaran bagi semua pihak.

BACA JUGA: Ortu Pemeran Video Mesum Tahu Kasus Anaknya dari Twitter

Berikut wawancara dengan Achmad Jazuli, Selasa (29/10):


Pengakuan dari Orang tua AE, anaknya adalah korban bullying di sekolah ini. Bagaimana tanggapan anda sebagai Kepsek?

BACA JUGA: Denda Maksimal Untuk Penerobos Jalur Transjakarta

Kalau soal kebenaran video itu bagaimana, adanya di penyidik ya.

Apa tindakan pihak sekolah pada pelaku yang terlibat video mesum ini?

Ya kita ambil tindakan. Semua yang terlibat sudah kita berikan sanksi. Sudah diskorsing. Kalau dalam perjalanannya ada indikasi keterlibatan yang lebih, nanti bisa kita keluarkan. Kita kembalikan ke orang tuanya.

Skorsingnya berapa lama Pak?
5 Hari

Bagaimana pengawasan sekolah saat kejadian?
Itu dilakukan di luar jam sekolah. Satpam yang ada semuanya sedang melaksanakan sholat Jumat.

Bagaimana tindaklanjut sekolah pada korban?
Selama ini kita terus memfasilitasi. Pelaku yang laki-laki sudah kita panggil, dia minta maaf dan pindah ke sekolah lain. Semua kita fasilitasi. Sedangkan hari ini orang tua perempuan kita panggil, kita fasilitasi untuk mendengarkan seperti apa ini (kasusnya). Karena inikan berkaitan dengan pendidikan.

AE inikan pelajar berprestasi, bagaimana pihak sekolah menyikapinya?
Iya sangat berprestasi. Saya sendiri juga menyayangkan kejadian ini. Tapi saya tidak bisa membela. Yang penting jangan sampai kasus ini berlarut-larut. Kita pikirkan juga kelanjutan pendidikannya. Karena itu kita berkomunikasi dengan pihak keluarga untuk mencari alternatif yang terbaik bagi semuanya.

Bagaimana pertanggungjawaban sebagai Kepala Sekolah atas kejadian ini?
Sebagai orang baru di sini, saya juga baru tau dari orang tuanya (kejadian) pada tanggal 14 Oktober. Saya baru dua hari disini setelah tanggal kejadian.

Setelah kejadian ini, bagaimana lagi Pak selanjutnya?
Dari dulu, sekarang, selalu mengantisipasi dan tidak menginginkan ada kejadian seperti ini lagi. Bentengi diri dengan keimanan. Tinggal ke depan bagaimana kontrol orang tua dan kontrol masyarakat kepada anak-anak kita, supaya mereka terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini.

Apakah AE masih bisa melanjutkan sekolah disini?
(Lama terdiam). Kita tunggu saja dulu. Kita masih berkomunikasi dengan orang tuanya dulu karena ini menyangkut pendidikan anak. Tapi mungkin secara mental, anak itu tidak mungkin kembali ke sekolah ini. Kita tunggulan komunikasi dulu dengan orang tuanya. Sudah dua kali panggilan orang tuanya tidak datang, kita sudah lakukan panggilan ketiga. Intinya kita berharap yang terbaik buat anaknya.(afz/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemeran Video Mesum Anak SMP Shock dan Mengaku Takut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler