BACA JUGA: Emas 2 Kg untuk Kido-Hendra
Karakter itulah yang diterapkan Keane di tim asuhannya saat ini, Ipswich TownBENUA Eropa kini tengah menjalani musim dingin
BACA JUGA: Berlatih Setahun, Yakin Kalahkan Chris John
Di beberapa negara, seperti Inggris, salju sudah mulai berguguranBACA JUGA: Pelatih Persebaya Masih Percaya Orock
Salah satunya kostum yang mereka kenakan.Tidak hanya baju dalam hangat, pemain biasanya mengenakan sarung tangan dan syal penghangatTapi, bagi Keane, aksesori itu, khususnya syal penghangat atau yang biasa disebut snood, membuat pemain semakin manja.
"Pemain bukan seorang peragawan atau model ketika sudah berada di lapanganSaya kira itu bukan sebuah tren," ucap Keane dalam sebuah wawancara dengan The Guardian.
Keane lantas membandingkan dengan kostum pemain semasa dirinya masih aktif bermain"Seingat saya, hanya John Barnes yang mengenakannya," imbuh mantan penggawa Manchester United, Nottingham Forest, dan Glasgow Celtic itu.
Karena itu, pelatih 39 tahun itu pun menerapkan kebijakan tegas kepada pemain IpswichYakni melarang anak asuhnya mengunakan baju penghangat dan sarung tanganTidak hanya dalam pertandingan, melainkan juga dalam latihanKebijakan itu berlaku terhadap semua pemain tanpa terkecuali.
"Roy (Keane) pernah meminta beberapa dari kami melepas sarung tangan saat berlatih dan dia melemparkannya begitu saja," ungkap David Norris, gelandang sekaligus kapten Ipswich.
"Para pemain kami dari Argentina, Bermuda, dan Trinidad & Tobago, praktis tersiksa dengan kebijakan RoyNamun, sebagai pemain, kami harus menuruti apa yang ditetapkan pelatih," tambah Norris.
Selain larangan mengenakan snood di timnya sendiri, Keane mengritik aksi beberapa bintang Premier League yang mengenakan snoodMisalnya striker Manchester City Carlos Tevez, serta Marouane Chamakh dan Samir Nasri, dua penggawa Arsenal.
"Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa fokus pada pertandingan dengan syal ituMereka terlihat aneh di lapanganSaya kira, sarung tangan sudah cukup menghangatkan pemain di musim dingin," tutur Keane.
Di sisi lain, Keane menepis tudingan apabila beberapa kebijakan kaku dan tegasnya telah mengantarkannya sebagai orang paling tidak disukai di IpswichBelakangan, jabatan Keane berada di ujung tanduk dan mantan pelatih Sunderland itu pun membenarkannya.
"Saya merasa terpanggang di tengah musim dinginIni bukan gurauanSetelah kekalahan dari Norwich (kalah 1-4 di ajang Championship, 28/11, Red), saya mungkin tinggal menyisakan satu laga dari pemecatan," jelas Keane yang bersama Ipswich menantang West Bromwich Albion di perempat final Piala Carling, dini hari tadi WIB (2/12).
"Apabila saya kehilangan pekerjaan, itu sesuatu yang wajar dalam dinamika sepak bolaNamun, hanya orang gila yang mengatakan apabila itu merupakan efek dari larangan saya kepada pemain mengenakan syal," tambah pelatih yang menangani Ipswich sejak April 2009 itu(dns/bas/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Villarreal v Dinamo Zagreb: Asa Kapal Selam
Redaktur : Tim Redaksi