Keren! FEB UI Masuk Daftar 200 Besar Dunia

Minggu, 12 Maret 2017 – 08:04 WIB
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berhasil masuk jajaran 200 terbaik dunia.

Pemeringkatan ini dilakukan oleh Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking by Subjec 2017.

BACA JUGA: Inovasi Dikriminalisasi Bikin Ilmuwan Takut

Pemeringkatan diikuti oleh 1.100 institusi pernguruan tinggi di 74 negara.

Pemeringkatan terbaru yang dilansir QS World University Ranking disajikan sesuai dengan kategori atau jurusan.

BACA JUGA: Kikis Sikap Terkotak-kotak, Kampus Minta Bantuan Rusun

Untuk kategori akuntansi dan keuangan, FEB UI berhasil nangkring di kelompok urutan 151-200.

Pada jurusan ini, pemuncak atau peringkat satu diduduki oleh Harvard University dari AS.

BACA JUGA: Muhammadiyah Gabungkan Kampus-kampus Kecil

Kemudian disusul Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Stanford University, keduanya dari AS.

Prestasi tidak kalah membanggakan diukir Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menduduki posisi 215 untuk kelompok engineering and technology.

Di bidang ini posisi teratas ditempati Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Stanford University dari AS.

Kemudian di peringkat ketiga ditempati University of Cambridge.

Dekan FEB UI Prof Ari Kuncoro menyampaikan rasa bangga atas predikat itu. Menurutnya prestasi itu tak lepas dari pemenuhan seluruh parameter pemeringkatan.

Diantara yang dilakukan adalah peningkatan kurikulum dan kegiatan akademik berbasis internasional.

’’Kami ingin menjadi pusat pembelajaran ekonomi dan bisnis yang unggul di Asia,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Dia menjelaskan pemerinkatan QS World University Ranking by Subject 2017 didasarkan empat parameter atau indicator.

Yakni reputasi akademik yang mengukur seluruh unsur akademik atau pembelajaran.

Kemudian pengukuran employer reputation yang berbasis pada kualitas dan reputasi para alumni di dunia kerja.

Parameter berikutnya adalah publikasi internasional yang dihasilkan oleh civitas akdemiska.

Pengukuran berbasis publikasi internasional ini terkait dengan jumlah kutipan (citation) dalam setiap publikasi ilmiah.

Semakin banyak publikasi ilmiah internasional yang dihasilkan, peluang mendapatkan kredit poin dari pengukuran ini sangat tinggi.

Paramater terakhir adalah produktivitas dan dampak publikasi ilmiah yang dihasilkan peneliti atau dosen di kampus.

Dirjen Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, publikasi ilmiah internasional sangat penting.

Menurutnya jika ingin meningkatkan daya saing kampus Indonesia di mata internasional, salah satu jalan utamanya adalah menggenjot publikasi internasional.

Untuk mendorong publikasi ilmiah internasional ini, pemerintah sampai mewajibkannya untuk dosen pangkat lektor kepala dan guru besar.

’’Program kewajiban membuat publikasi internasional kita evaluasi November 2017,’’ jelasnya.

Kewajiban ini tertuang dalam regulasi untuk mendapatkan tunjangan profesi dosen dan tunjangan kehormatan guru besar.

Pemerintah bersiap memangkas atau bahkan menghentikan sementara pembayaran tunjangan bagi dosen yang tidak memenuhi kewajiban itu. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Temukan Persoalan Dana Pendidikan Tinggi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler