jpnn.com - KUALA LUMPUR - Prestasi luar biasa ditunjukkan tim beranggotakan siswa kelas 9 dari Mentari Intercultural School Jakarta (MISJ).
Mereka berhasil menempati urutan pertama di ajang Kuala Lumpur Engineering Science Fair (KLESF), Malaysia.
BACA JUGA: Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life
Tim beranggotakan Daris Hanifta Teguh, Habilla Zaira Madjid dan Ennoia Aidan Prarthana Pangganjar mengungguli 366 tim dari tujuh negara dengan membawa medali emas.
Tim ini menempati urutan pertama dan meraih medali emas lewat karya berjudul 'Revolutionizing the Indonesian TransJakarta Fare System with ScanGo'.
BACA JUGA: Dukung Masa Depan Bangsa, Peruri Berikan Beasiswa bagi Anak TNI POLRI
Karya tersebut mengusung tema 'Sustainability Cities and Communities (SDG 11)'.
Daris, Habilla, dan Ennoia menciptakan inovasi alat pembayaran transportasi untuk TransJakarta berupa gantungan kunci.
BACA JUGA: Edukasi Mahasiswa di Jateng dan DIY tentang Kepabeanan, Begini Harapan Bea Cukai
Menurut Habilla salah satu alasan yang sederhana lahirnya karya tersebut pengalaman mereka mengendarai bus TransJakarta.
"Berdasarkan pengalaman naik TransJakarta, kami membuat proyek Revolutionizing the Indonesian TransJakarta Fare System with ScanGo untuk KLESF 2024 di Malaysia," ujar Habilla dalam keterangannya, Rabu (13/11).
Tujuan karya tersebut untuk mempermudah proses pembayaran bagi pengguna dengan sistem deteksi otomatis gantungan kunci dalam waktu 1-2 detik.
Reader box yang dikembangkan mampu mendeteksi gantungan kunci dalam jarak hingga 1,5 meter.
Ini memungkinkan penumpang melakukan transaksi secara lebih cepat dan efisien, serta meningkatkan kenyamanan dan kecepatan dalam menggunakan layanan transportasi publik.
"Kami ingin menciptakan sistem pembayaran yang lebih cepat dan efisien, agar penumpang bisa naik bus dengan lebih mudah dan membantu mengurangi kemacetan di Jakarta," kata Ennoia.
Ketiga murid berprestasi yang mengungguli 366 tim dari tujuh negara tersebut sepakat, karya mereka bisa bermanfaat di masa depan. Karena itu mereka mengikuti lomba dan menuangkan ide-ide kreatif dalam karya tersebut.
"Kami ingin membuat perubahan dengan ide yang bisa bermanfaat. Lomba ini diikuti oleh siswa dari banyak negara, jadi kami lihat ini sebagai kesempatan untuk menguji ide," ucapnya.
Pencapaian siswa dan siswi ini menjadi kebanggaan tersendiri MISJ. Terlebih, kedua guru yang berperan dalam pendampingan, yaitu Otami Hia dan Prita Elriza Saputri.
Menurut Otami ketiga siswa tersebut layak mendapat 1st place and gold medal. Apalagi, sudah mereka sudah memiliki pengalaman mengikuti lomba di tingkat nasional dan internasional.
"Zaira, Daris, dan Ennoia adalah siswa berprestasi dan sudah mengikuti berbagai lomba tingkat nasional dan internasional. Saya percaya mereka mampu bersaing di kompetisi KLSEF ini dengan membawa karya untuk menyelesaikan masalah dalam tema Sustainability Cities and Communities," ucap Otami.
Namun, bukan hanya raihan peringkat pertama dan medali emas saja yang mereka incar dalam perlombaan. Terpenting, memperkaya pengalaman untuk persiapan belajar di masa yang akan datang.
"Kami mengirimkan siswa-siswa ini untuk memberikan pengalaman yang memperkaya proses belajar dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia industri dan teknologi di masa depan," katanya.
Kedua guru sepakat, pengalaman yang didapat melalui lomba yang diikuti merupakan cara efektif menumbuhkan minat dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Hal tersebut sangat relevan dengan perkembangan teknologi dan industri di masa depan.
Ajang yang diikuti 366 peserta dari tujuh negara ini berlangsung dari 8-10 November 2024.
KLESF sendiri didukung oleh The Associated Chinese Chambers of Commerce and Industry Malaysia (ACCCIM), Academy of Sciences Malaysia (ASM) dan Ministry of Education (MOE) Malaysia. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Majelis Masyayikh Meluncurkan Aplikasi Layanan Pendidikan Pesantren SYAMIL
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang