jpnn.com - JAKARTA - Majelis Masyayikh menggelar Kick Off MM Melayani yang dibarengi dengan pengukuhan Dewan Masyayikh dan peluncuran aplikasi layanan pendidikan pesantren yang diberi nama Sistem Layanan Informasi Majelis Masyayikh atau SYAMIL, pada Selasa (12/11).
Ketua Majelis Masyayikh KH Abdul Ghoffarrozin atau Gus Rozin menjelaskan, SYAMIL merupakan salah satu upaya untuk menjamin mutu pesantren.
BACA JUGA: Majelis Masyayikh Dorong Penghapusan Dikotomi & Diskriminasi Lulusan Pesantren
Dia berjanji, bahwa sebelum akhir 2024, milestone baru akan dicapai demi pengembangan pendidikan pesantren di Indonesia. "Ini adalah langkah konkret untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik," ujar Gus Rozin.
Pengukuhan Dewan Masyayikh juga menjadi fokus pertemuan ini. Meskipun dewan ini sudah beroperasi di pesantren masing-masing, pengukuhan resmi diharapkan dapat memperkuat posisi mereka dalam pengawasan dan pengembangan mutu pesantren.
BACA JUGA: Majelis Masyayikh Menggelar Pleno Dokumen Rekognisi Pembelajaran Lampau
Hal ini sejalan dengan upaya Majelis Masyayikh untuk mengajak semua stakeholder, baik dari pemerintah maupun swasta, untuk bersama-sama mengatasi masalah yang dihadapi oleh pesantren.
"Kami ingin semua elemen berkolaborasi demi kepentingan pesantren," kata Gus Rozin.
BACA JUGA: Majelis Masyayikh Susun Dokumen Standar Mutu Pendidikan Nonformal Pesantren
Dia juga menekankan pentingnya menjaga kemandirian pesantren. Menurutnya, anggaran menjadi salah satu ukuran keberhasilan dari sistem pendidikan pesantren yang baru. Dalam hal ini, Majelis Masyayikh berperan sebagai penghubung antara pesantren dan negara, memastikan aspirasi pesantren didengar dan diperhatikan.
Gus Rozin juga menekankan bahwa setiap tahun, Majelis Masyayikh mencatat pesantren di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, terutama setelah adanya UU No. 18 Tahun 2019 yang memberikan perhatian khusus terhadap pesantren.
Dengan meningkatnya jumlah pesantren, tantangan dalam pengembangan dan penyediaan layanan berkualitas juga makin kompleks.
"Dengan jumlah pesantren yang terus bertambah, kami dituntut untuk memberikan layanan yang lebih baik, Majelis Masyayikh mengupayakannya melalui SYAMIL agar pesantren dapat terus berkembang dan imbang dengan perkembangan teknologi yang ada," katanya.
Hadir dalam acara tadi beberapa narasumber, yakni Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang.
Marwan Dasopang mengungkapkan tekadnya untuk menyusun dana abadi bagi pesantren. Dia menyatakan keyakinannya bahwa tahun ini akan menjadi momen yang baik bagi dunia pesantren di Indonesia.
“Kami akan mengawasi hak-hak pesantren dan mengawal hak lulusan sehingga anggarannya setara,” ujarnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar turut menyampaikan visi kementerian untuk mengembalikan esensi pendidikan pesantren.
Dia menekankan pentingnya mempertahankan tradisi dan nilai-nilai pesantren, serta menolak ukuran-ukuran yang tidak sesuai dengan karakteristik pesantren.
"Ukurlah pesantren sesuai dengan ukuran dan nilai-nilai yang mereka miliki, jangan terjebak pada ukuran formal," tutur Menag.
Nasaruddin menekankan bahwa pesantren bukan hanya tempat untuk belajar manusia, tetapi juga dari alam dan pengalaman yang lebih luas.
"Kualitas dan kuantitas pesantren harus dapat berkontribusi terhadap masyarakat," katanya. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan