jpnn.com, JAKARTA - Sebagian orang mungkin pernah merasa ketiak berbau seperti bawang atau bau lainnya yang memungkinkan orang di sekitar menutup rapat lubang hidung.
Untuk mengatasi bau keringat perlu perubahan pola makan.
BACA JUGA: 3 Tips Bagi Ibu Menyusui agar Puasa Lancar
Seperti mengurangi bawang putih atau bawang merah bisa menjadi pilihan.
"Anda dapat mencobanya, tetapi saran saya adalah meminimalkan keringat di lengan," ujar pakar dermatologi di New Orleans, Louisiana, Deirdre Hooper seperti dikutip dari Livestrong.
BACA JUGA: 4 Kunci Hidup Sehat dan Bahagia
Menurutnya, keringat memberi makan bakteri, menghentikan keringat akan menjadi cara terbaik mengontrol bau ketiak.
Pencegahan bisa dimulai saat mandi.
BACA JUGA: Penting! Hindari Jenis Makanan ini Saat Berbuka Puasa
Carilah sabun lembut yang juga mengandung antibakteri atau pembersih dengan sodium hyochlorite.
"Pijat pembersih ke ketiak selama 10-15 detik akan berhasil membersihkan bakteri di area ini untuk sementara waktu," tutur Hooper.
Setelahnya, keringkan ketiak untuk menciptakan lingkungan yang kurang bersahabat bagi bakteri jahat untuk berkembang biak.
Apabila merasa lipatan lain dari kulit berbau, misalnya di bawah payudara, di perut atau di selangkangan, dapat menggunakan pengering rambut untuk mengeringkan area tersebut.
Kemudian, gunakan antiperspirant untuk menyumbat saluran keringat sementara waktu, meskipun beberapa antiperspiran alami menggunakan bahan alternatif untuk mengurangi keringat.
Tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan antiperspiran akan meningkatkan risiko kanker atau risiko kesehatan utama lainnya.
Namun, konsultasikan dengan dokter bila memiliki penyakit ginjal yang parah.
Dalam studi Microbiome pada tahun 2015, orang yang memiliki bau ketiak bawang lebih intens adalah mereka yang tidak menggunakan antiperspiran.
Hooper lebih lanjut memaparkan penyebab keringat berbau.
Menurutnya, keringat memberi makan bakteri yang ada di kulit dan bakteri menghasilkan bau.
Setiap orang memiliki mikrobioma yang berbeda (koloni beragam mikroorganisme seperti bakteri yang hidup di seluruh tubuh), yang dipengaruhi oleh hal-hal seperti pola makan, stres, lingkungan, dan gen.
"Alasan keringat seseorang lebih berbau berdasarkan pada mikrobioma mereka sendiri. Itu tidak berarti Anda kotor," ucapnya.
Sebuah studi pada Januari 2015 dalam jurnal Microbiome pernah melakukan penelitian dengan mengusap ketiak dari 24 pria dan wanita berkulit putih.
Peneliti menemukan, orang yang tidak menggunakan antiperspiran cenderung memiliki bakteri sekitar 50 kali lebih banyak daripada para pengguna produk itu.
Temuan menarik lainnya, bau ketiak mereka seperti urine kucing sulfuri, kaki yang berjamur, dan bawang segar.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang