jpnn.com - SALATIGA - Aksi protes terhadap pengumuman kelulusan honorer kategori dua (K2) juga terjadi di Salatiga, Jateng. Diketahui, dari sebanyak 255 honorer K2 di Salatiga yang mengikuti tes, yang lolos menjadi CPNS sebanyak 114 orang.
Puluhan pegawai tidak tetap ( PTT) dan guru tidak tetap ( GTT) kategori dua ( K2) dari sejumlah sekolahan di Salatiga, Senin (24/2) pagi mendatangi gedung DPRD setempat.
BACA JUGA: 408 Tenaga Kerja Asing Terancam Diusir
Mereka mengeluhkan ketidakjelasan nasib setelah tidak lulus menjadi CPNS. Kedatangan para tenaga honorer ini diterima langsung oleh Ketua DPRD Salatiga Teddy Sulistio di ruang kerjanya. Teddy juga memanggil dua staf dari DPPKAD untuk menjelaskan terkait upah PTT/GTT.
Koordinar GTT/PTT Untung Subagyo (54) mengatakan, para PTT/GTT khawatir dengan nasib mereka setelah dinyatakan tidak lulus CPNS. Terlebih ada rumor yang berkembang, bahwa PTT/GTT yang tidak lolos akan dicoret dari tempatnya bekerja.
"Kedatangan kami disini ( DPRD) untuk menyampaikan aspirasi tentang nasib kami. Kami khawatir jika ada CPNS baru, maka posisi kami akan tergeser. Padahal kami sudah mengabdi puluhan tahun," ujar Untung staf TU yang sudah mengabdi lebih dari 20 tahun di sebuah SMPN negeri di Salatiga ini.
Dalam dialog dengan ketua dewan itu, Habibi (35) guru tidak tetap di SD Sidorejo, Salatiga ini mengatakan, bahwa upah yang ia terima setiap bulannya sebagai guru agama di sekolahannya hanya Rp 250 ribu per bulan.
BACA JUGA: Rata-rata Dugaan Pemalsuan SK Honorer dari Sekolah
Upah bulanan itu jelas tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.Ia mengaku sudah 10 tahun mengabdi di sekolahan itu. " Saya mohon nasib kami diperhatikan," ujarnya. (deb/sam/jpnn)
BACA JUGA: Hari Ini Honorer K2 Geruduk Istana
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Dokter Layani Seribu Lebih Korban Kelud
Redaktur : Tim Redaksi