Kerugian di Jalur Gaza Mencapai Rp 22,6 T

Rabu, 21 Januari 2009 – 08:57 WIB
GAZA - Luka peninggalan agresi militer Israel di Jalur Gaza bakal membekas cukup lamaJalur Gaza yang merana, porak-poranda, dan centang perenang butuh masa penyembuhan sangat panjang

BACA JUGA: Bush Sempat Beri Dua Grasi dan Telepon Belasan Kolega

Para ahli meyakini, proyek rekonstruksi di Gaza bakal menjadi yang tersulit di dunia.

Pertama, itu disebabkan kehancuran karena serangan militer Israel sangat dahsyat
Kedua, ekonomi Palestina kian terpuruk akibat isolasi Israel dan Mesir

BACA JUGA: Gas Mengalir, UE Deadline Rusia Tiga Hari

Terakhir, berbagai pihak ragu terhadap Hamas, penguasa Gaza sejak 2007, untuk mau bekerja sama membangun wilayah seluas sekitar 500 kilometer persegi itu.

Sejak gencatan senjata Israel dan Hamas resmi berlaku Senin lalu (19/1), Gaza memang steril dari peluru
Sejak itu, dunia bebas melihat betapa dahsyatnya efek serangan militer Israel selama hampir sebulan tersebut

BACA JUGA: Joe Biden, Bukan Sekadar Wakil Presiden

Peneliti independen yang meninjau lokasi kehancuran Gaza memperkirakan, total kerugian mencapai sekitar USD 2 miliar (sekitar Rp 22,6 triliun)

Seperti dilaporkan harian Inggris The Independent, perkiraan angka itu keluar setelah memperhitungkan kerusakan rumah sebanyak 4.100 unit, 1.500 pabrik, 20 masjid, 31 kamp keamanan, dan 10 saluran airItu belum seberapaPenderitaan teramat berat yang dirasakan warga Gaza adalah hancurnya terowongan-terowongan yang menghubungkan Gaza dengan Mesir melintasi perbatasan Rafah

Padahal, terowongan-terowongan itulah satu-satunya andalan warga Gaza untuk menyelundupkan berbagai kebutuhan hidup sejak Mesir menutup perbatasannya pada 2007"Semuanya, mulai Viagra sampai minyak masuk ke Gaza lewat terowongan itu,'' kata salah seorang sumber seperti dirilis harian Inggris lainnya, The Guardian

Untung, bantuan internasional untuk proses rekonstruksi Gaza mulai mengalirPemerintah Arab Saudi menyatakan bakal menanggung separo dana rekonstruksi atau sebesar USD 1 miliar (sekitar Rp 11,3 triliun)Begitu pula Uni Eropa dan negara-negara lain

Hanya, ada satu persoalan serius yang mengganjal, yakni faktor HamasUni Eropa mengatakan, bantuan tidak akan mengalir jika Hamas masih menguasai GazaMereka tampak tak rela jika dana bantuan dikelola Hamas yang mereka cap sebagai organisasi terorisMereka khawatir, Hamas bakal menggunakan dana bantuan untuk membeli senjata dan kembali menyerang Israel

Sedangkan jika dana itu diserahkan kepada pemerintah berkuasa pimpinan Presiden Mahmoud Abbas dari kelompok Fatah, rival Hamas, dikhawatirkan terjadi kekacauan baruPemerintahan Fatah dikecam warga Palestina, terutama Gaza, karena membebek terhadap Amerika Serikat dan IsraelMereka juga dikecam karena tak berkontribusi membantu warga Gaza selama Operasi Cast Lead Israel sejak 27 Desember lalu(ape/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Gaza Kritik Hamas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler