Kesadaran Menurun, Kepala Putra Dibedah Lagi

Jumat, 14 Mei 2010 – 06:02 WIB

SURABAYA - Ramdan Aldil Saputra alias Slamet Hadi Syahputra kemarin siang (13/5) kembali menjalani operasi otakItu merupakan operasi otak ketiga yang dijalani bocah berumur 3,5 tahun tersebut dalam dua pekan terakhir

BACA JUGA: Liver Baru Putra Sudah Bisa Produksi Albumin

Operasi yang dikerjakan dua ahli bedah otak senior, dr Joni Wahyuhadi SpBS (K) dan Dr dr Muhammad Arifin Parenrengi SpBS (K), serta ahli bedah vaskuler dr Heroe Soebroto SpBTKV (K) itu berlangsung selama satu setengah jam, pukul 13.35 hingga 15.10.

Operasi berlangsung di kamar operasi nomor 609 Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo
Di ruang operasi itulah, 24 April lalu, liver Ny Sulistyowati, ibu Putra (panggilan baru Ramdan) dipotong untuk dicangkokkan ke anak laki-laki semata wayangnya tersebut

BACA JUGA: Ada Perdarahan Lagi di Otak Kiri Putra

Salah seorang anggota tim penyambung liver baru itu adalah dr Heroe
Ahli bedah jantung dan pembuluh darah tersebut pada Januari lalu juga ikut mempelajari transplantasi liver di Tianjin, Tiongkok.

Keputusan operasi itu diambil setelah melihat hasil CT-scan kemarin siang

BACA JUGA: Dokter Buka Jahitan Luka Transplantasi

Dari hasil CT-scan tersebut, terlihat adanya peningkatan volume cairan di ventrikel (bagian dalam) otak PutraHal itu mengakibatkan naiknya tekanan dalam otak anak pasangan guru di Trenggalek tersebutSetiap hari, otak manusia mampu memproduksi sekitar 500 cc cairan otak (liquor cerebrospinalis)Di antara jumlah tersebut, hanya sekitar 125 cc yang tetap berada dalam otakSisanya dibuang ke sistem peredaran darah melalui lubang-lubang yang sangat kecil pada dinding ventrikel otak

Nah, perdarahan pada otak kiri Putra pada Selasa lalu (11/5) ternyata mendesak ventrikelnyaMeski perdarahannya langsung mandek, gumpalan darah (clots) yang terbentuk karena kejadian tersebut diperkirakan menghalangi lubang-lubang yang berfungsi membuang kelebihan liquor cerebrospinalisKarena itu, cairan yang seharusnya terbuang tersebut tetap mengumpul dalam ventrikel dan mendesak bagian otak yang mengelilinginya.

Pada operasi otak ketiga kemarin, trio ahli bedah tersebut melakukan VA (ventriculo atrial) Shunt atau memasang slang untuk mengalirkan cairan otak kembali ke tubuh dengan menggunakan Holter DrainSlang silikon steril yang sangat kecil tersebut menghubungkan ventrikel otak ke serambi kanan jantungMelalui slang itulah kelebihan cairan yang menumpuk di otak dikembalikan ke tubuh untuk diserap atau dibuang secara alami.

Begitu slang terpasang di otak Putra, cairan berwarna kuning bening langsung muncrat ke luarSebagian atau sekitar 20 cc ditampung untuk diperiksa di laboratoriumPemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah cairan otak Putra mengandung kuman atau tidakBegitu cairan bebasnya terbuang, bagian kepala Putra yang sudah tak bertulang, yang sebelumnya tampak mengeras dan tegang, langsung mengempisBagian yang tegang dan keras itu merupakan akibat penumpukan cairan pada otak Putra yang juga menimbulkan rasa nyeri yang hebat

Karena itu, Putra yang selama ini terkenal sebagai bocah yang sangat tahan sakit tiba-tiba rewel dan menangis setiap kali ada bagian tubuhnya yang digeser atau digerakkanKemarin, menjelang dipindahkan ke meja operasi, penggemar lagu D?Massiv itu melirik Jawa Pos sambil menangisPutra memang belum bisa bicaraKarena itu, tangisnya hanya bisa dia tunjukkan lewat ekspresi dan cucuran air mata.

Begitu operasi selesai pukul 15.10, tindakan terhadap Putra diambil alih dr Isnu Pradjoko SpPRencananya, sore itu, paru-paru Putra yang bagian kanan atasnya mengalami atelectasis (pengempisan) diperbaiki dengan alat khusus yang disebut fiber optic bronchoscopy (FOB)Pengempesan tersebut terjadi, antara lain, karena penumpukan dahakDahak itulah yang akan disedot ke luar oleh FOB

Sayangnya, alat seharga Rp 1,3 miliar tersebut tidak bisa menembus bronchus (cabang utama paru-paru) Putra"Sebab, bronchus anak ini pendek dan sempitIni kelainan sejak lahir," jelas dr IsnuSeandainya FOB tersebut bisa masuk, Putra menjadi balita pertama yang menggunakan alat seharga Rp 1,3 miliar ituKarena tindakan tersebut tak bisa dilakukan dengan FOB, dr Isnu lantas mengganti alatnya dengan Endo Tracheal Tube (ETT) yang sangat kecilItu pun ternyata tak bisa menembus bronchus Putra.

Dengan demikian, pengeluaran dahak yang mengganggu paru-paru kanan atas Putra harus dilakukan secara manualYakni, dengan fisioterapi dada secara manual seperti yang sudah dilakukan terhadap Putra sebanyak 3?4 kali dalam 24 jam

Lantas, mengapa di paru-paru Putra sampai terjadi pengumpulan dahak" Isnu menyatakan, mungkin di dalam paru-parunya terjadi infeksi"Sebab, dahak itu sejatinya adalah mekanisme perlindungan tubuh terhadap serangan yang diterimanyaKarena itu, jika sampai terkumpul dahak, berarti ada sesuatu yang menyerang paru-paru Putra," paparnya.

Namun, tim dokter belum bisa memastikan apakah itu adalah infeksi atau gangguan lainSebab, upaya penyedotan dahak dengan bronchoscopy tidak berhasil"Kalau contoh dahaknya bisa diambil, bisa diperiksa, apa yang membuat dahak itu terkumpul banyak," kata Isnu.  Bentuk bronchus yang pendek tersebut ternyata bukan satu-satunya kelainan congenital (sejak lahir) pada PutraSebab, dari CT-scan terbarunya, terlihat dengan jelas bahwa septupelucidum (batas pemisah otak kiri dan kanan) pada Putra ada dua,  sedangkan pada manusia normal hanya ada satu.

Di antara dua septupelucidum itu terdapat kista (cavum verge)Kista tersebut tak mungkin diambil karena lokasinya sangat dalamTetapi, kista tersebut tak akan menimbulkan gangguan signifikan, kecuali kejang yang tidak serius.

Selain kista, dari hasil CT-scan kemarin siang sebelum operasi, dr Joni dan dr Arifin menemukan titik kecil di bagian belakang kepala Putra yang berpotensi menjadi sumber perdarahan baru"Titik putih itu menunjukkan adanya perdarahan yang sangat kecilTerlalu kecil untuk diangkatSemoga bisa segera diresap kembali oleh otaknya," jelas dr Joni.

Perdarahan yang terjadi pada Putra selama ini lebih disebabkan rapuhnya pembuluh darahnyaKarena itu, ada rangsangan atau tidak, pasti akan pecahContohnya, perdarahan usus yang dialami Putra minggu lalu"Dulu, sebelum limpanya diambil, dia sering mengalami perdarahan seperti ituJuga banyakSetelah limpanya diambil, sempat beberapa kali mengalami hal yang sama, tapi tidak sebanyak sebelum limpanya diambil," tutur Sulistyowati, ibunda Putra

Setelah upaya melakukan bronchoscopy yang tidak berhasil itu, Putra dipindahkan dari ruang operasi ke ruang perawatannya di Intensive Care Unit (ICU) di lantai 2 GBPTSeluruh proses pemeriksaan, mulai Putra menjalani CT-scan hingga dikembalikan ke ICU, dipantau langsung oleh Direktur RSUD dr Soetomo Dr dr Slamet Riyadi Yuwono DTM&H MARSSlamet ikut hadir di ruang CT-scan dan terus berada di ruang rapat tim liver transplant di lantai 2 GBPT sampai Putra kembali ke ICU

Hingga tadi malam, Putra dibiarkan berada dalam keadaan istirahatNamun, meski masih ditidurkan, kondisi bocah itu sudah tampak membaik"Kepalanya sudah kempisTekanan darahnya sudah turunTanda-tanda vitalnya juga semua sudah bagus," kata dr Sjamsul Arief SpA(K) MARS, ketua tim liver transplant RSUD dr Soetomo, kepada Jawa Pos(rum/c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Meski Kejang, Liver Baru Tetap Tumbuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler