jpnn.com, KUPANG - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, turut serta menyerahkan tanah dan air yang diambil dari berbagai daerah dengan latar belakang budaya.
Hal ini sebagai bentuk dukungan masyarakat NTT, atas kebijakan Presiden Joko Widodo untuk memindahkan Ibu Kota Negara, dari Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ke Kota Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur.
BACA JUGA: Detik-detik Gubernur Sulteng Rusdy Mastura Pingsan Seusai Ritual di IKN Nusantara, Ya Ampun
Tanah dan air dari rahim Flobamorata yang dibawa Gubernur ke IKN Nusantara pada Minggu (13/3) tersebut, kemudian disatukan dengan tanah dan air dari seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengambilan tanah dan air ini melalui upacara adat oleh para ketua adat setempat, yang disertai dengan persembahan aneka hewan untuk mendapatkan restu leluhur.
BACA JUGA: Jatuh Hati kepada Ganjar, Warga NTT Deklarasikan Kelompok Sukarelawan GP 1
Ada tujuh kabupaten di NTT yang diamanatkan membawa tanah serta air ke IKN Nusantara, antara lain Belu, Sabu Raijua, Rote Ndao, Sumba Tengah, Flores Timur, Alor dan Lembata.
Tanah diambil dari tiga pulau besar, yaitu Pulau Timor, Flores dan Sumba sedangkan air diambil dari pulau-pulau terluar di NTT.
BACA JUGA: Waduh, Gubernur Viktor Laiskodat Ancam Bakar Pabrik Pakan Ternak di Jawa
Masyarakat Kabupaten Belu menyerahkan tanah leluhur yang digali sebanyak 77 kali dengan sebatang kayu suci Ai Suak.
Angka 77 ini merupakan simbol dukungan terhadap pendirian Ibu Kota Negara Baru Nusantara yang dibangun bertepatan dengan usia NKRI yang ke-77.
Tanah berikutnya merupakan persembahan dari masyarakat Lewotana, ujung timur pulau Flores. Tanah ini diambil dari kaki Gunung Ile Mandiri yang diyakini sebagai asal muasal manusia pertama yang menghuni kota Larantuka, Ibu Kota Flores Timur.
Satu kilogram tanah juga diberikan masyarakat dari Kampung Anajika, sebuah kampung tua dengan nilai historis budaya dan adat yang sangat kental.
Lalu air dari rahim Flobamorata diambil dari sumber mata air pegunungan Sey Palol, Kabupaten Alor. Masyarakat Adat Pitungbang percaya air tersebut merupakan air sakral yang karuniai oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Kabupaten Rote Ndao juga sebagai kabupaten yang mendapat amanat menyerahkan air untuk IKN Nusantara.
Masyarakat Rote Ndao kemudian menyerahkan air dari sumber mata air Oemau yang merupakan sumber mata air terbesar di Rote Ndao.
Kabupaten Sabu Raijua yang juga mendapat amanat dari Gubernur NTT, mempersembahkan air dari sumber mata air Eimada Rai Jiwuwa.
Air terakhir merupakan persembahan dari Kabupaten Lembata. Air kesejukan dan kedamaian untuk Indonesia dari Urumiten, satu-satunya sumber air untuk pertanian lahan basah di Kota Lewoleba.
“Kita akan berbangga karena punya ibu kota negara yang baru yang membawa keadilan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia," kata Gubernur NTT.
Menurut Viktor Laiskodat, pemindahan ini merupakan sebuah keputusan yang secara politik sangat luar biasa dan merupakan pelaku sejarah. (mcr2/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Tenggak Miras, Brigpol Napoleon Bonyok Dikeroyok
Redaktur : Adil
Reporter : Meylinda Putri Yani Mukin