Kesetiaan Pasangan Bisa Diketahui dari Tes DNA

Senin, 26 Agustus 2013 – 11:22 WIB

jpnn.com - UNTUK mengetahui apakah pasangan anda serius menjalin hubungan, ternyata bisa dilakukan melalui tes DNA. Hanya dibutuhkan satu helai rambut pasangan dan anda pun bisa mengetahui apakah dia benar-benar serius menjalin hubungan atau tidak.

Ahli biologi dari Macquarie University, Profesor Michael Gillings, mengungkapkan bahwa tes DNA ini juga bisa mendeteksi apakah seseorang mungkin bisa berkomitmen jangka panjang atau hanya sekadar bermain-main dengan anda. Seperti  dilansir laman Business Standard, Minggu (25/8), alat uji itu bekerja dengan profil gen yang mengontrol neurotransmitter seperti oksitosin (yang berhubungan dengan komitmen) dan vasopressin (yang berhubungan dengan kesetiaan).

BACA JUGA: Wanita Cerdas Cenderung Enggan Punya Anak

"Saat anda pergi dengan seseorang yang baru, anda bisa memutuskan apakah dia pilihan yang tepat dengan menggunakan bagian kecil dari gennya yang bisa memprediksi hal itu," kata Gillings lebih lanjut.

Menurut Gillings, tes laboratorium dengan biaya sekitar Rp 9 juta itu bukan jumlah yang signifikan dan harganya pun akan segera turun. Dia juga memprediksi tes ini akan jadi populer secara komersial.

BACA JUGA: Orang Kaya dan Miskin Punya Kadar Kimiawi Berbeda

Secara etika, tes ini diistilahkan sebagai ladang ranjau. Pertama, menguji seseorang tanpa sepengetahuan mereka, dengan diam-diam mengambil rambutnya. Kedua yakni menafsirkan tentang perilaku seseorang. "Saya pikir itu tak terelakkan, karena prosesnya sangat mudah, cepat, dan murah," katanya.

Seseorang bisa memiliki pasangan dengan gen monogami standar tapi dalam kondisi tertentu, bisa saja mereka berselingkuh. Intinya, saat orang menggunakan teknologi yang disebut nanopore DNA sequencing, bisa dipercaya bahwa gen mempengaruhi perilaku yang nantinya bisa diprediksi melalui beberapa tes.

BACA JUGA: Pelukan yang Bikin Kesemutan

Meski berisiko pada kesalahpahaman dan implikasi etis, tes DNA seperti ini mungkin menarik banyak orang untuk mencobanya atau bahkan banyak yang menolak. "Gen bukanlah penentu mutlak dari perilaku, pengalaman dan lingkungan pun turut andil di dalamnya," pungkas Gillings.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kandungan Arsenik Dalam Air Minum Picu Kerusakan Paru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler