jpnn.com - MEMBINA rumah tangga yang bahagia dan mengasuh anak konon adalah impian semua wanita. Namun sebuah penelitian mengungkapkan bahwa untuk meraih mimpi tersebut, wanita harus mau mengorbankan beberapa hal.
Sebuah penelitian belum lama ini menemukan korelasi yang jelas antara kecerdasan dan mengasuh anak. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang memiliki skor IQ tinggi cenderung lebih rendah keinginannya untuk menjadi seorang ibu.
BACA JUGA: Orang Kaya dan Miskin Punya Kadar Kimiawi Berbeda
Ilmuwan bernama Satoshi Kanazawa memimpin tim peneliti dari London School of Economics. Kesimpulan penelitian yang diperolehnya adalah, setiap peningkatan skor IQ sebesar 15 poin, keinginan seorang wanita untuk memiliki anak berkurang 25 persen.
Sebelum sampai pada kesimpulan tersebut, Kanazawa menganalisis data dari Studi Nasional Perkembangan Anak di Inggris. Temuan mengungkapkan bahwa semakin cerdas seorang wanita, semakin kecil kemungkinannya menjadi seorang ibu. Kesimpulan ini tetap ada, bahkan setelah faktor-faktor lain diperhitungkan, misalnya faktor ekonomi dan tingkat pendidikan.
BACA JUGA: Pelukan yang Bikin Kesemutan
Penelitian lain yang dilakukan para peneliti di University of York mengungkapkan, asumsi bahwa anak adalah sumber kebahagiaan sebenarnya kurang begitu akurat. Oleh karena itu, ilmuwan menjelaskan bahwa temuan baru ini agaknya menawarkan petunjuk lain mengapa makin banyak wanita yang memilih tidak punya anak.
"Para ilmuwan sosial tidak dapat menemukan hubungan antara memiliki anak dan kebahagiaan," kata peneliti, Dr Nattavudh Powdthavee, seperti dilansir laman nydailynews, Sabtu (24/8).
BACA JUGA: Kandungan Arsenik Dalam Air Minum Picu Kerusakan Paru
Para peneliti menjelaskan bahwa kebanyakan orang cenderung lebih berfokus pada hal-hal baik seputar menjadi orang tua. Menurut dr Powdthavee, kecenderungan ini muncul agaknya karena orang percaya bahwa pengalaman seperti melihat anak pertama kali tersenyum atau menikah akan memberikan kebahagiaan yang bertahan lama.
"Namun pada kenyataannya, kita jarang berpikir tentang pengalaman-pengalaman besar ini setiap hari, karena memang tidak terjadi kepada kita setiap hari," ujar dr Powdthavee.
Yang terjadi adalah, orang tua malah menghabiskan banyak waktu menyaksikan permasalahan anaknya, misalnya perkara sekolah, memasak dan mencuci baju. Pengalaman ini lah yang nampaknya berdampak pada tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup sehari-hari.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Hamil Banyak Makan Lemak, Anak Rentan Terkena Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi