Ketahui 4 Fakta Seputar Rokok Elektrik

Senin, 19 Oktober 2020 – 15:25 WIB
Vape. Foto: CBNC

jpnn.com - Rokok elektrik atau vape digadang-gadang sebagai alternatif yang lebih baik dibanding rokok konvensional. Lalu seberapa benarkah anggapan itu?

Ada beberapa jawaban yang bisa ditemui dalam sejumlah penelitian. Dalam 10 tahun terakhir, sudah banyak diterbitkan penelitian terkait vape di berbagai dunia. Berikut beberapa intisari penelitian mengenai vape:

BACA JUGA: Buruh Rokok SKT & Petani Tembakau Minta Perlindungan kepada Menko Polhukam

1. Rokok elektrik nikotin merupakan salah satu cara untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok

Riset yang dilakukan oleh Group Department of Public Health di University of Otago di Selandia Baru menyebutkan, sebanyak 78 persen orang beranggapan mengonsumsi vape otomatis akan membantu mereka berhenti dari rokok konvensional.

BACA JUGA: RELX Kembangan Teknologi dan Inovasi Rokok Elektrik Berstandar Tinggi

Peneliti utama Profesor Richard Edwards mengatakan pada 2016 dan 2018, tingkat kesadaran dan penggunaan rokok elektrik meningkat di kalangan perokok. Sejak saat itu, mereka memutuskan untuk berhenti merokok secara konvensional.

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek Evaluasi Kebijakan Pengendalian Tembakau Internasional Selandia Baru dan melibatkan survei terhadap 1.155 orang antara  2016 dan 2017 dan 1.020 orang pada 2018.

BACA JUGA: Lewat Guardian Program, RELX Cegah Vape Tidak Digunakan Anak di Bawah Umur

Tinjauan Cochrane terhadap 50 penelitian yang diterbitkan pada Oktober 2020 juga menunjukkan bahwa vape lebih mungkin meningkatkan peluang keberhasilan berhenti merokok dibandingkan dengan permen karet atau koyo nikotin.

2. Risiko vape dibandingkan rokok konvensional

Sebuah studi yang dipresentasikan pada Konferensi Eropa 2011 tentang Tembakau atau Kesehatan menyatakan bahwa vape lebih aman daripada rokok konvensional.

Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 3.587 partisipan, 70% di antaranya adalah mantan perokok tembakau, 61% adalah laki-laki dan dengan usia rata-rata 41 tahun.

Tes rokok elektrik berlangsung selama tiga bulan, dengan 120 isapan dan lima kali isi ulang per hari. Mayoritas (96%) mengatakan rokok elektrik membantu mereka berhenti merokok atau mengurangi kebiasaan merokok.

Selain itu, sebanyak 84% menganggap rokok elektrik lebih rendah risiko dibandingkan rokok tembakau.

Saat ini banyak ahli dan badan professional yang sepakat pada adanya faktor pengurangan risiko pada rokok elektrik.

Sebuah studi 2018 yang diterbitkan Public Health England, dalam tinjauan independen terbaru terhadap sains menemukan bahwa rokok elektrik tidak hanya 95% lebih rendah risiko, tetapi juga paling efektif dalam membantu perokok beralih dari merokok.

Di Inggris saja, setidaknya 57 ribu mantan perokok berhenti merokok dengan penggunaan rokok elektrik setiap tahun.

Faktanya, pada 2019 dua rumah sakit dari Layanan Kesehatan Nasional membuka toko vape di tempat mereka untuk lebih mendorong perokok agar berhenti dari kebiasaan itu.

3. Vape beraroma berpotensi membantu perokok berhenti merokok

Sebuah studi bereputasi tinggi pada 2013 yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menemukan bahwa vape beraroma adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi dalam mengurangi dan menghilangkan kebiasaan merokok di Amerika Serikat.

Perlu dicatat bahwa otoritas AS, khususnya Food and Drug Administration (FDA) telah memperdebatkan tentang rasa yang berpotensi menarik kaum muda untuk mengambil kebiasaan tersebut.

Namun, kekhawatiran publik dan pihak berwenang mereda ketika ditemukan bahwa cairan vape beraroma yang efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok.

Studi ini melibatkan 4.618 peserta, dengan 4.515 melaporkan status merokok aktif. Setelah dilakukan pengujian, sebagian besar (91,1%) berhenti merokok, dan ada juga yang mengurangi konsumsi rokoknya dari 20 menjadi 4 batang per hari.

4. Pemerintah mengakui hasil penelitian terkait rokok elektrik

Seiring meningkatnya literatur penelitian rokok elektrik, pemerintah di seluruh dunia telah mengakui manfaat rokok elektrik sebagai komponen penting dari strategi bebas rokok nasional.

Kementerian kesehatan Inggris Raya, Kanada, Selandia Baru, dan yang terbaru Argentina, telah mengakui bahwa penggunaan rokok elektrik adalah cara yang efektif untuk mengalihkan orang dari merokok, selain itu pemerintah negara tersebut seringkali menggunakan rokok elektrik sebagai komponen baru dalam upaya bebas asap nasional.

Selandia Baru baru saja mengesahkan undang-undang rokok elektrik baru yang akan berlaku pada November 2020.

Di Australia, Komite Senat juga baru-baru ini dibentuk untuk mengeksplorasi bagaimana rokok elektrik dapat diatur secara efektif untuk berkontribusi pada upaya pengurangan dampak buruk tembakau di negara tersebut.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler