jpnn.com, JAKARTA - RELX terus mengembangkan teknologi dan inovasi rokok elektrik untuk memberdayakan konsumennya melalui pengembangan produk di atas standar yang ada.
"Dengan misi memberdayakan perokok dewasa melalui teknologi, produk dan ilmu pengetahuan secara etis, RELX secara mandiri mengembangkan dan memproduksi rokok elekriknya sendiri," ujar Country Manager RELX Jonathan Ng dalam pernyataannya secara virtual, Rabu (19/8).
BACA JUGA: RELX Berhasil Hentikan Peredaran Produk Rokok Elektrik Ilegal Mencapai USD 700 Ribu
Hal ini dilakukan di pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan pabrik demi menyediakan alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa, yang memiliki keinginan untuk berhenti.
Dari data Public Helath England dikatakan bahwa rokok elektrik 95 persen lebih tidak berbahaya bagi kesehatan daripada rokok konvensional.
BACA JUGA: Hindari Penyalahgunaan Rokok Elektrik, Regulasi Khusus Diperlukan
"Kondisi itulah yang mendorong RELX meningkatkan kehidupan perokok yang merasa sulit untuk berhenti merokok, dan merancang produk yang memungkinkan mereka mengadopsi alternatif yang lebih baik," imbuh Jonathan.
Perusahaan yang mendirikan gerai pertamanya di Indonesia di Lotte Shopping Avenue pada September 2019 ini, kini telah membuka lima cabang lainnya di beberapa provinsi di Indonesia.
BACA JUGA: Asosiasi Vape Pertanyakan Keseriusan Kemenperin soal Standarisasi Rokok Elektrik
Menggunakan kekuatan teknologi dan desain dengan pendekatan yang berpusat pada manusia, RELX bertujuan untuk memberikan pengalaman produk dan pelanggan yang terbaik.
"RELX mengoperasikan lab standar CNAS pertama yang dimiliki oleh merek rokok elektronik independen. Berlokasi di Shenzhen, China, lab tersebut menerapkan standar industri paling ketat di dunia untuk produk rokok elektrik. Lab milik RELX juga memastikan keandalan dan kualitas e-liquid dan perangkat RELX," jelasnya.
Dan sampai saat ini RELX terus berinvestasi dalam desain produk, desain teknik, teknologi pengenalan wajah, pengembangan e-liquid, dan penelitian kimia dasar.
RELX juga telah mengembangkan lebih dari 30 teknologi inovatif secara independen dan telah mengajukan lebih dari 400 paten.
Ilmuwan RELX juga melakukan pengujian sesuai dengan standar AFNOR XP D90-300-3 Prancis, yang diakui secara global. Tim R&D RELX Technology juga menetapkan tolok ukur independen yang lebih ketat daripada AFNOR.
RELX juga mendirikan Golden Shield Program pada Agustus 2019 untuk membantu mencegah produksi dan penjualan barang rokok elektronik ilegal.
Di samping itu, anggota Golden Shield Program RELX bekerja dengan platform media sosial, online, platform e-niaga online, Administrasi China untuk Industri dan Perdagangan, dan otoritas lokal di seluruh China untuk menghilangkan produk vaping palsu dari pasar.
Program tersebut telah membantu pihak berwenang China menyita 48 ribu produk rokok elektronik palsu.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy