jpnn.com, JAKARTA - Minuman bersoda dingin memang sangat menyegarkan dan memuaskan dikonsumsi di siang hari yang panas. Tetapi, soda tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Minum sekaleng soda membuat tubuh hiruk-pikuk. Inilah penyebab mengapa ada hasrat ingin tetap meminum air atau cairan penetral saat merasa dehidrasi setelah minum soda.
BACA JUGA: Hindari Minuman Bersoda, Lebih Sehat Minum Air Putih
Dalam 10 sampai 15 menit pertama setelah minum sekaleng soda, kadar glukosa dalam tubuh akan meningkat. Itu merupakan energi cepat yang membuat banyak organ di tubuh menjadi overdrive.
Pankreas melepaskan insulin untuk membantu mengangkut gula (yang merupakan karbohidrat) ke otot untuk energi. Tetapi soda itu sendiri mengandung lebih banyak gula daripada yang dibutuhkan otot tubuh.
BACA JUGA: Waspadai Bahaya Minuman Bersoda, Ini Penjelasannya
"Ketika seseorang meminum soda 20 ons, mereka mendapatkan seluruh karbohidrat senilai karbohidrat melalui cairan," kata Meltem Zeytinoglu, MD, MBA, seorang ahli endokrinologi dan asisten profesor kedokteran di University of Chicago Medicine, seperti dilansir laman MSN, Rabu (6/11).
Dalam kebanyakan kasus, soda ini dikonsumsi selain untuk makan, jadi karbohidrat tambahan perlu diproses. Gula tambahan ini, alih-alih disimpan dalam jaringan otot, dikonversi menjadi lemak di hati.
BACA JUGA: Minuman Bersoda Picu Penuaan Dini?
Ginjal juga ikut berperan dengan menyingkirkan kelebihan gula melalui urine. Itu berarti tubuh sedang kehilangan air, bersama dengan efek diuretik dari kafein dalam soda, meningkatkan risiko dehidrasi. "Gula dan kafein dalam soda adalah "kombinasi yang tidak sehat," jelas Dr. Zeytinoglu.
Lalu ada satu lagi masalah. Menurut sebuah penelitian Princeton, ketika para peneliti memberi makan tikus yang lapar dengan sesuatu yang manis, otak mereka melepaskan dopamin, zat kimia yang memicu motivasi dan hadiah, yang bisa membuat ketagihan, dan menurut penelitian National Institutes of Health, gula juga bisa membuat ketagihan pada manusia.
Teorinya adalah kita telah berevolusi sebagai spesies untuk secara naluriah menghargai makanan tinggi karbohidrat dan tinggi kalori. Berita baiknya adalah kita tidak perlu membuang soda sepenuhnya.
"Yang paling penting untuk diingat adalah pengontrolan porsi itu penting," kata Cordialis Msora-Kasago, MA, RDN, ahli gizi ahli gizi terdaftar di Los Angeles dan juru bicara Akademi Nutrisi dan Dietetika.
Minum soda sesekali tidak akan berdampak signifikan pada kesehatan Anda. Ketika kebiasaan tersebut mulai menjadi hal biasa bagi Anda, maka hal tersebut mulai menjadi masalah. Carilah minuman non-kalori lain yang Anda nikmati, seperti es teh, air, dan infuse water.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany