Peneliti LIPI Deny Hidayati, Salah Seorang Wanita Terinspiratif 2010

Susun Buku Kelautan Terlengkap di Indonesia

Minggu, 09 Mei 2010 – 14:46 WIB
SALAH seorang di antara delapan penerima penghargaan Wanita Terinspiratif 2010 dari Ibu Negara Any Yudhoyono pada 30 April lalu adalah Deny HidayatiPeneliti LIPI itu telah bekerja keras membuat buku serial pesisir-laut untuk siswa SD sampai SMA.
 
-----------------------------------------------------------------
SEKARING RATRI ADANINGGAR, Jakarta
-----------------------------------------------------------------
 
KETIKA menceritakan pengalamannya menerima penghargaan dari ibu negara di Plaza Senayan itu, wajah Deny Hidayati berbinar

BACA JUGA: Alterina Hofan, Pengidap Kelainan Genetik yang Dituduh Palsukan Identitas

Dia terpilih sebagai Wanita Terinspiratif kategori pendidikan.

"Saya terima kabar lewat telepon
Diberi tahu bahwa saya masuk dalam jajaran calon penerima penghargaan Wanita Terinspiratif 2010," katanya ketika ditemui di kantornya, Pusat Penelitian Kependudukan (P2K) LIPI, Kamis lalu (6/5)

BACA JUGA: Menyaksikan Pemilu di Inggris yang tanpa Ingar-bingar Kampanye

"Saya kaget," tambahnya.

Wanita berambut sebahu itu sama sekali tidak menyangka menjadi salah seorang peraih penghargaan
Namun, dia bangga

BACA JUGA: Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon

Sebab, peraih penghargaan tersebut diseleksi dari 100 wanita dari seluruh wilayah di Indonesia, kemudian diciutkan menjadi 39 orang.

Penghargaan dibagi menjadi delapan kategoriSalah satunya kategori pendidikanInformasi tersebut, kata perempuan berkacamata itu, sangat kurang"Kan saya juga pengen tahu, kenapa kok saya yang dipilih dari kategori pendidikanSiapa tahu, ada yang lebih hebat dan berprestasiSeperti yang kita tahu, populasi wanita di Indonesia itu lebih dari 50 persen," paparnya.

Dia mengaku minder ketika disandingkan dengan tujuh pemenang penghargaan lainnya"Bayangkan, ada yang berdedikasi dan punya prestasi hebat di bidang lingkunganAda juga seorang bidan yang concern dengan autismeMereka semua hebat-hebat," ujarnya.

Namun, Deny juga hebatPerempuan kelahiran 11 April 1967 itu mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mengampanyekan pelestarian lingkungan, khususnya habitat dan ekosistem lautLewat jalur edukasi, dia beserta timnya membuat serial buku pesisir dan laut untuk tingkat SD, SMP, serta SMABerkat kiprahnya itu pula, tahun lalu Deny juga meraih Indonesia Berprestasi Award.

Paket bukunya yang diberi nama Serial Buku Pesisir dan Laut Kita merupakan buku pendidikan kelautan terlengkap di Indonesia saat iniSemua buku tersebut telah divalidasi Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (Puskur Kemendiknas)"Tujuan validasi adalah agar buku tersebut bisa diimplementasikan di sekolah-sekolah kawasan pesisir yang menjadi target kami," jelas Deny

Selain menyusun buku paket, dia merancang pelatihan untuk guru-guru di kawasan pesisirSebab, mayoritas guru di daerah tersebut tidak punya bekal pengetahuan yang cukup tentang kelautan

Mengapa memilih menggarap pesisir" "Minimnya informasi dan pengetahuan tentang potensi daerah pesisir bakal berakibat pada perusakan habitat dan ekosistem laut," kata sarjana pertanian itu.

Perempuan 49 tahun tersebut mulai concern terhadap pendidikan wilayah pesisir pada pertengahan 1990-anDia bersama timnya di LIPI menggarap program nasional penyelamatan terumbu karang di Indonesia, Coremap (Coral Reef Rehabilitation and Management Program)Kala itu, yang menjadi prioritas adalah penyadaran masyarakat (public awareness)

Deny beserta timnya giat mengampanyekan pelestarian terumbu karang lewat mediaSalah satunya melalui iklan layanan masyarakatFase pertama Coremap selesai pada akhir 1990-anFase kedua tidak lagi ditangani LIPI, melainkan dialihkan ke Kementerian Kelautan dan PerikananLIPI kembali melakukan fungsi penelitian dan penyedia informasi.

Berkaca pada fase pertama, wanita asli Palembang, Sumatera Selatan, itu menilai target penyadaran masyarakat cukup berhasilIklan layanan masyarakat besutan LIPI banyak dikenalBahkan, tim LIPI berhasil mendapatkan penghargaan internasional atas program public awareness tersebut

Namun, program itu tidak memberikan efek kesadaran yang berlangsung lama"Waktu ada iklan, ingatTapi, setelah iklannya tidak tayang lagi, ya lewat begitu saja," ujar Deny

Karena itu, dia memilih jalur edukasi sebagai cara paling tepat untuk membuat program penyadaran masyarakat berkesinambungan

Alumnus The Australian National University itu membidik sekolah"Program akan sustained kalau masuk jaringan sekolah," ungkap Deny yang mempelajari ilmu ekologi manusia untuk pendidikan S-3-nya itu.

Tidak menunggu lama, begitu fase pertama program berakhir, Deny yang menjabat koordinator edukasi Coremap tersebut bersama timnya merancang program pelatihan bagi para guru di kawasan pesisirProgram itu berjalan, namun belum merata"Selain belum sistematis, materinya masih sporadis," jelas wanita yang tinggal di kawasan Benhil itu

Dia lantas menggandeng rekan-rekannya di Pusat Penelitian OceanografiSebab, Deny bukan ahli kelautanDia adalah seorang insinyur pertanianBersama rekan-rekannya, dia merancang pelatihan untuk guru dengan materi yang lebih padat serta lengkap

Inti pelatihan pendidikan kelautan, selain materi, adalah proses pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning)"Jadi, kami merancang materi dan cara mengajar yang menyenangkanDengan demikian, murid tidak mudah bosan karena pembelajaran kebanyakan dilakukan di luar ruangan dengan memanfaatkan benda sekitar," paparnya

Setelah paket pelatihan guru, Deny langsung beralih pada paket buku yang digunakan para muridAwal 2000, dia mulai membuat bukuAgar bisa diimplementasikan di sekolah, buku-buku tersebut divalidasi oleh Puskur Kemendiknas

Pada 2006, Deny dan timnya me-launching paket serial Buku Pesisir dan Laut Kita untuk tingkat SD lengkap dengan buku panduan gurunyaDisesuaikan dengan usia anak SD, buku itu dibuat semenarik mungkin dengan warna-warna cerah serta ilustrasi yang beragamDua tahun kemudian, giliran paket buku SMP dan SMA dirilisPada 2010, Deny merilis buku-buku tambahan semacam glossary

Semua buku tersebut bisa diperoleh secara gratis, tapi khusus untuk daerah pesisir"Untuk Indonesia Timur, ada tujuh kabupaten, sedangkan di Indonesia Barat delapan kabupatenSemua sudah mendapat pelatihan dan menerima paket buku tersebut," jelasnya

Kini, paket buku itu diserahkan sepenuhnya kepada KemendiknasPaket buku tersebut tidak dijual bebasKarena itu, Deny berharap ada tindak lanjut dari Kemendiknas"Ya mungkin diterbitkan dalam bentuk e-book atau semacamnya," katanya.

Deny bersyukur kini mulai banyak sekolah di kawasan pesisir yang mengajukan permohonan pelatihan pendidikan kelautanBahkan, di beberapa kabupaten, pendidikan kelautan sudah menjadi mata pelajaran muatan lokal"Saya yakin, ke depan semakin banyak kaum akademisi di kawasan pesisir yang sadar akan kebutuhan edukasi tentang kelautan," ujarnya(*/c5/cfu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... dr Phaidon L Toruan, Tingkatkan Nutrisi Siswa IFA dengan Menu Tradisional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler