Kena Stroke, Syaukani Antar Anak Jadi Bupati Kutai Kartanegara

Datang ke TPS, Menangis Putrinya Menang Mutlak

Selasa, 11 Mei 2010 – 07:13 WIB
Rita Widyasari meminta restu kepada kedua orang tuanya, Syaukani dan Dayang kartini sebelum ke TPS. Foto: AGUS SUSANTO/KALTIM POST
MESKI dalam kondisi stroke, kepulangan mantan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani Hasan Basri ke kampung halaman mampu mengantar putrinya, Rita Widyasari, menjadi bupatiSelain men-support sang putri, dia pulang untuk melakukan terapi memori.
 
--------------------------------------------
Agus Susanto - Tenggarong
--------------------------------------------
 
SYAUKANI harus menunggu hampir 3,5 tahun untuk bisa pulang ke tanah kelahirannya di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur

BACA JUGA: Orkestra Taman Suropati Chamber, Kumpulan Pemusik Pengunjung Taman

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar akhirnya memberinya izin pulang pada 24 April-6 Mei lalu
Namun, Syaukani baru kembali ke Jakarta dua hari kemudian (8/5) karena masih menjalani terapi.

Syaukani divonis enam tahun penjara oleh Mahkamah Agung pada 28 Juli 2008

BACA JUGA: Peneliti LIPI Deny Hidayati, Salah Seorang Wanita Terinspiratif 2010

Vonis MA itu lebih berat daripada putusan Pengadilan Tipikor dan Pengadilan Tinggi Jakarta yang mengganjarnya dengan 2,5 tahun
Selain itu, mantan orang kuat di Kukar tersebut harus membayar denda Rp 250 juta subsider enam bulan, uang pengganti Rp 49.367.938.279,95, atau hukuman tambahan tiga tahun

BACA JUGA: Alterina Hofan, Pengidap Kelainan Genetik yang Dituduh Palsukan Identitas



Syaukani diadili dengan empat tuduhan korupsiYakni, penyelewengan dana bagi hasil migas, bantuan sosial, APBD, dan studi kelayakan proyek pembangunan Bandara Loa KuluNegara dirugikan Rp 120,251 miliar.

Saat menjalani hukuman di Lapas Cipinang, Syaukani terjatuhDia terkena strokeAtas izin pemerintah, dia sempat dirawat di Mount Elizabeth Hospital, Singapura, selama 67 hari.

Izin pengobatan memori terapi di Tenggarong yang diberikan Kementerian Hukum dan HAM itu benar-benar dimanfaatkan keluarga untuk melakukan terapi rekam memori SyaukaniDia dibawa ke tempat-tempat yang selama ini memiliki kenangan indahDiharapkan, dengan mengenang tempat-tempat itu, ingatan mantan bupati Kukar dua periode tersebut bisa cepat kembali

Lokasi pertama di luar rumah yang didatangi Syaukani adalah tempat pemungutan suara (TPS) saat pemungutan suara pilkada Kukar, 1 Mei laluDokter membolehkan Syaukani dibawa ke TPS karena kondisi kesehatannya stabil dan memungkinkan.

Menurut anak sulung Syaukani, Silvi Agustina, dokter memang menyarankan agar ayahnya dibawa ke tempat-tempat indah yang punya kenangan tersendiri bagi dirinya"Ketika bapak kami tanya apa mau ke TPS, bapak bilang ingin ikut," ujarnya

TPS memang termasuk tempat spesial bagi Syaukani yang dua kali terpilih menjadi bupati Kukar"Di TPS, bapak memang tak punya hak pilihBeliau hanya kami bawa mengantar Rita Widyasari (putri Syaukani yang menjadi salah seorang calon bupati, Red) ke TPS," tuturnyaSelain Silvi dan Rita, Syaukani punya seorang putra, yakni Windra Sudarta.

Ada momen indah yang sempat diabadikan sebelum Syaukani bersama keluarga berangkat ke TPS dari rumah Silvi di Jalan Patin, TenggarongRita Widyasari meminta restu kepada orang tuanya sebelum pencoblosan"Pak, ini RitaKalau dulu saya sudah antar Bapak, sekarang Bapak gantian antar saya," ucap Rita sambil mencium Syaukani di pembaringannya.

Rita juga sungkem di kaki Syaukani dan ibunya, Dayang Kartini"Doakan Rita ya, PakPilih nomor berapa, Pak?" tanya Rita mengetes ingatan bapaknya"No..mor e" nam," jawab Syaukani terbata-bata sambil dipandu Rita.

Syaukani lalu dibawa menggunakan mobil Nissan KT 8 USTiba di TPS 3 Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Panji, atau 4 km dari rumah Silvi, mobil yang membawa Kaning "nama akrab Syaukani" tersebut parkir di halaman TPSSyaukani tidak turun dari mobil yang berjarak dua meter dari TPSKaca mobil dibuka agar dia bisa "menyaksikan" pencoblosan

Ketika wartawan merubung, Syaukani terlihat bingungApalagi, dia sudah tidak bisa melihatDia hanya mendengarkan suara gaduh di sekitar mobilnya"Pak Syaukani, sekarang Bapak sudah di TPS," kata perawatnya.

Setelah Rita dan keluarga mencoblos, rombongan meninggalkan TPSNamun, rombongan tak langsung menuju rumah di Jalan Patin, melainkan berbelok ke kebun milik Syaukani di Kelurahan Maluhu"Bapak senang begitu diberi tahu berada di kebunnya," ungkap Silvi.

Tiba-tiba, kuda kesayangan Syaukani menghampiri dan mencium lutut tuannya yang tetap berada di dalam mobil"Bapak langsung menangis dan bilang dia sedih," lanjut Silvi

Perkebunan seluas 10 hektare tersebut memang memiliki kenangan indah bagi SyaukaniDi tempat itulah dia membangun tiga vila untuk tiga anaknyaAda satu bangunan utama yang sering ditinggali Syaukani

Dia juga dibawa ke rumah dinas ketua DPRD KukarRumah tersebut punya kenangan tersendiri bagi SyaukaniSebab, dia pernah tinggal di situ ketika menjabat ketua DPRD Kukar periode 1997-1999"Emosi bapak keluar waktu dibawa ke siniBapak tegang banget dan kita lama menenangkannya," jelas Silvi.

Tempat terakhir yang dikunjungi Syaukani adalah rumah Rita Widyasari di Jalan Melati, TenggarongDi tempat tersebut, istri dan anak-anaknya berusaha mengingatkan setiap sudut ruangan rumah RitaItu merupakan tempat terakhir yang dikunjungi Syaukani sebelum kembali ke Jakarta pada 8 Mei lalu.

"Ya, kami berusaha agar bapak ingat setiap sudut ruangan di siniKami sangat sedih karena bapak tak bisa melihatnya dan hanya bisa menangis," tuturnya.

Yang jelas, kehadiran Syaukani di Tenggarong ikut mendongkrak suara Rita dalam pilkada KukarKarena itulah, ketika Rita dinyatakan unggul mutlak pada perolehan suara hasil real count KPU Kukar dan quick count Lembaga Survei Indonesia (LSI), suasana haru menyelimuti keluarga Syaukani

Rita tampak berusaha berkali-kali meyakinkan ayahnya atas kemenangan dirinya yang berpasangan dengan H MGhufron Yusuf ituRita unggul dari lima pasangan lainYakni, pasangan Idrus S.Y.-Agus Shali, Awang Dharma Bakti-Saiful Aduar, Awang Ferdian Hidayat-Suko Buono, Edward Azran-Syahrani, dan Sugiyanto-Fathan Junaidi

"Bapak, ini anak Bapak, Rita WidyasariPak, Rita menang mutlak," ujar Rita sambil membacakan hasil penghitungan suara yang dimuat di Kaltim Post (Jawa Pos Group)

Ingatan Syaukani memang tidak seperti dulu lagiDia harus dipandu beberapa kali untuk mengingat setiap perkataan yang dilontarkan Rita"Alhamdulillah, sedihnya ku leh," ucap Syaukani terbata-bata.

"Bapak bangga kan anak Bapak jadi bupati," ujar Rita lagi"Aku bangga lehNggak percuma leh punya anak Rita," jawab Syaukani lagi dengan terbata-bata kemudian menangis.

Melihat reaksi Syaukani yang terharu, Rita kemudian menghibur dengan menyanyikan lagu Sepohon KayuLagu itu merupakan lagu kenangan Syaukani yang digunakan untuk ringtone telepon selulernya.

"Sepohon kayu daunnya rimbunLebat bunganya serta buahnyaWalaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang apa gunanya"

Satu bait dinyanyikan Rita yang kemudian diikuti bapaknya dengan terbata-bata

Sekitar sejam Rita berbincang dengan SyaukaniTampak kesedihan terlihat dari mata Silvi melihat ayahnya yang sesekali lupa dengan apa yang sudah dibicarakan

Rita mengakui, kemenangannya dalam pilkada Kukar tak lepas dari dukungan orang tuaTerutama kehadiran ayahnya yang amat berarti dalam mendongkrak perolehan suara"Tapi, perlu saya luruskan, kedatangan bapak (Syaukani, Red) bukan untuk pilkadaIzin (kepulangan Syaukani ke Tenggarong, Red) sudah kami ajukan jauh hari, namun baru turun 24 April lalu," jelas Rita

Pakar politik Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Sudirman menilai, kepulangan Syaukani ke Tenggarong menjadi modal politik tersendiri bagi pencapaian suara kubu Rita-Ghufron"Syaukani memiliki massa riilFigur Syaukani bisa mendongkrak suara Rita-Ghufron," ujarnya.

Dia juga menegaskan bahwa kedatangan Syaukani ke Tenggarong saat pilkada tidak melanggar aturan"Memang, kedatangan dia sangat menguntungkan kubu putrinya yang mendapat banjir simpati dari publik," ungkapnya.

Sudirman melihat, sisi ketokohan Syaukani memberikan andil besar dalam pemenangan Rita-Ghufron"Dalam kondisi normal atau tanpa kehadiran Syaukani, bisa saja pilkada berlangsung dua putaranKedatangan Syaukani mengingatkan warga atas kejayaan Kukar pada era beliauRita benar-benar mendapatkan berkah dari kehadiran ayahnya itu," katanya. (agus/che/jpnn/c5/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menyaksikan Pemilu di Inggris yang tanpa Ingar-bingar Kampanye


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler