jpnn.com, JAKARTA - Sepak terjang Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) dalam memperbaiki sengkarut olahraga si kulit bundar di Indonesia mendapat banyak apresiasi.
Salah satunya dari Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bambang Kuncoro.
BACA JUGA: Ketua KPSN Tolak Duduk di Kursi VIP Pembukaan Piala Presiden 2019
“KPSN bukan sekadar berwacana, melainkan berperan sangat konkret dalam reformasi PSSI yang tengah berjalan,” ujar Bambang, Minggu (3/3).
Pria yang karib disapa Bakun itu menambahkan, Satgas Antimafia Bola berhasil menangkap para tersangka pengaturan skor di Liga Indonesia.
BACA JUGA: Terungkap Penyebab Pemeriksaan Hidayat Ditunda
“Itu semua tak lepas dari peran KPSN yang selalu memberikan masukan kepada Polri, termasuk data para tersangka match fixing, bahkan sebelum Satgas Antimafia Bola dibentuk,” jelas Bakun
KPSN yang diketuai Suhendra Hadikuntono memang menggandeng Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dalam memberantas pengaturan skor.
BACA JUGA: Yang Merasa Terlibat Siap â siap ya, PPATK Sudah Serahkan Data ke Satgas
Setelah itu terbit Sprin/4876/X/2018/Bareskrim tertanggal 29 Oktober 2018. Kapolri Tito Karnavian pun membentuk Satgas Antimafia Bola pada 21 Desember 2018.
Penangkapan terhadap para tersangka itu memicu gejolak di PSSI sehingga digelar kongres di Bali pada 20 Januari 2019. Saat itu Edy Rahmayadi mundur dari ketum PSSI.
Edy digantikan Joko Driyono sebagai pelaksana tugas ketum PSSI. Joko akhirnya mengundurkan diri.
“Itu semua tentu tak lepas dari peran konkret KPSN. Selama ini aroma match fixing hanya bisa dicium, tetapi tak bisa dibuktikan,” imbuh Bakun.
Bakun berharap KPSN terus mengawal reformasi PSSI sampai kemudian KLB benar-benar digelar dan terpilih sosok-sosok pengurus PSSI yang benar-benar bersih, berintegritas dan profesional.
Mengenai KLB PSSI, Bakun mengaku 2-3 hari lalu sudah berkonsolidasi dengan para pemilik suara agar agenda itu digelar sesegera mungkin.
“KLB makin cepat makin baik agar tak mengganggu agenda pemilu,” imbuh Bakun.
Sementara itu, Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali berharap agar reformasi di tubuh PSSI tidak dilakukan setengah hati.
"Dalam KLB nanti, orang-orang lama jangan dipilih lagi. Reformasi di PSSI harus dilakukan secara total. Kalau perlu, potong satu generasi. PSSI jangan cuma ganti cashing,” ujar Akmal. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Ad Hoc Integritas PSSI Pertegas Komitmen Berantas Mafia Sepak Bola
Redaktur & Reporter : Ragil